TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas dampak dari kudeta militer Myanmar per Rabu, 18 Agustus 2021, sudah tembus seribu orang. Data ini diungkap oleh kelompok aktivis Assistance Association of Political Prisoners (AAPP), di mana mereka yang tewas terbunuh oleh aparat militer Myanmar.
Kudeta militer Myanmar terjadi pada 1 Februari 2021. Ketika itu, militer menggulingkan pemerintahan sipil.
Seorang wanita menangis di samping tubuh korban yang ditembak mati saat ikuti aksi protes anti-kudeta, di sebuah pemakaman di pinggiran Yangon, Myanmar, 5 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Juru bicara militer (Junta) belum mau berkomentar soal laporan AAPP. Sebelumnya otoritas militer menyebut angka yang disebut AAPP dilebih-lebihkan.
Militer Myanmar juga menyebut dalam kudeta militer ada beberapa aparat keamanan yang tewas. Jumlah aparat yang tewas itu, tidak dihitung oleh AAPP.
“Catatan AAPP, ada 1001 orang tak berdosa yang tewas. Jumlah yang sesungguhnya di lapangan kemungkinan lebih besar,” kata Sekertaris AAPP, Tate Naing.
Myanmar terperosok dalam kekacauan sejak kudeta militer. Unjuk rasa terjadi hampir setiap hari hingga berdampak pada ketegangan di wilayah perbatasan. Meluasnya aksi mogok kerja, juga telah membuat perekonomian negara itu terluka.
Baca juga : Utusan Khusus PBB: Partai Aung San Suu Kyi Terancam Dibubarkan Junta Myanmar
Sumber: Reuters