Begitu Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan yang dicapai dengan Taliban oleh pemerintahan sebelumnya di Washington, kampanye panjang di provinsi-provinsi dengan cepat terbayar, dibuktikan dengan peristiwa di lapangan.
Meskipun perjanjian damai ditandatangani menjelang penarikan pasukan Amerika, komandan AS dan Defense Intelligence Agency menunjukkan tanda-tanda yang jelas bahwa Taliban telah meningkatkan serangan terhadap pusat-pusat distrik dan berusaha untuk memotong jalan raya utama ketika mereka bersiap untuk menyerang kota-kota provinsi.
"Selain itu, serangkaian pembunuhan yang ditargetkan terhadap personel keamanan utama Afganistan termasuk pilot dilakukan dengan tujuan melemahkan moral tempur dan merusak kepercayaan publik pada pemerintah," kata inspektur jenderal utama Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah laporan pada Juli.
Setelah Kabul direbut Taliban, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara itu pada Minggu. Dalam postingan di halaman Facebooknya, Ashraf Ghani mengatakan bahwa ia dihadapkan oleh keputusan yang sulit yaitu nasib jutaan penduduk Kabul dan keamanan kota yang telah dipertahankannya setelah 20 tahun perang. REUTERS/Stringer
Setelah mengambil alih petak pedesaan terpencil, Taliban mengamankan pos perbatasan, memotong sumber utama pendapatan pemerintah dan dukungan dari klan lokal yang secara tradisional mengambil bagian dari retribusi pabean sebagai imbalan atas kesetiaan mereka.
Strategi tersebut secara fatal melemahkan pemerintah yang dipimpin oleh Ashraf Ghani, seorang akademisi terlatih Barat yang didukung AS tetapi dengan sedikit dukungan rakyat di luar Kabul dan hubungan yang buruk bahkan dengan beberapa komandannya sendiri.
Begitu dia melarikan diri dari istana kepresidenan pada Ahad, menteri pertahanannya, Jenderal Bismillah Mohammadi, menulis di Twitter bahwa Ghani telah "mengikat tangan kami di belakang punggung kami dan menjual negara kami. Terkutuk Ghani dan kelompoknya."
Sebagai seorang Pashtun yang tidak dipercaya oleh anggota kelompok etnis lain, Ahsraf Ghani mengandalkan dukungan pada para pemimpin nakal dari bekas Aliansi Utara yang direkrut AS untuk mengalahkan Taliban pada 2001. Mereka termasuk Atta Mohammad Noor, mantan gubernur Provinsi Balkh, dan pemimpin etnis Uzbekistan Rashid Dostum.
Tetapi kesabaran Taliban merusak sistem patronase yang membuat para pemimpin seperti itu tetap di tempatnya, dan pada Sabtu, mereka melarikan diri.
Atta Noor menyalahkan adanya "konspirasi besar, terorganisir, dan pengecut" karena bentengnya yang dulu tak tertembus di kota utara Mazar-i-Sharif jatuh tanpa perlawanan, sehari sebelum milisi Taliban memasuki ibu kota Kabul.
Baca juga: Presiden Jerman Sebut Kekacauan di Bandara Kabul Memalukan bagi Barat
REUTERS