TEMPO.CO, Jakarta - 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni di fasilitas kesehatan yang didukung oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC), termasuk 7.600 sejauh bulan ini, kata ICRC pada Selasa.
Selama 10 hari pertama bulan Agustus ICRC merawat 4.042 yang terluka, yang berarti bahwa lebih dari 3.500 orang dirawat dalam seminggu terakhir karena Taliban merebut sebagian besar wilayah termasuk ibu kota, Kabul, yang jatuh ke tangan pemberontak tanpa perlawanan, Reuters melaporkan, 17 Agustus 2021.
Direktur Jenderal ICRC Robert Mardini menyuarakan kelegaan bahwa perang kota bisa dihindari di Kabul ketika gerilyawan Taliban masuk ke ibu kota.
"Tim medis dan pusat rehabilitasi fisik kami berharap dapat menerima pasien selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun yang akan datang saat mereka pulih dari luka akibat alat peledak yang mengotori negara, banyak dari mereka baru saja dirawat dalam beberapa pekan terakhir," katanya.
"Sungguh memilukan melihat lingkungan kami dipenuhi dengan anak-anak dan remaja putra serta perempuan yang kehilangan anggota badan," kata Mardini.
Orang-orang mencoba masuk ke Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, saat Taliban menguasai Ibu Kota Afganistan, Senin, 16 Agustus 2021. Warga yang tidak sepaham dengan ajaran Islam garis keras yang dianut Taliban, memilih meninggalkan Afganistan. REUTERS/Stringer
ICRC, yang telah bekerja di Afganistan sejak 1987, mengerahkan sekitar 1.800 staf nasional dan internasional, termasuk tim bedah, kata juru bicara Florian Seriex.
Sementara itu, pejabat tinggi hak asasi manusia PBB pada Selasa menyatakan khawatir akan keselamatan ribuan warga Afganistan yang telah bekerja pada masalah hak asasi manusia, sementara badan pengungsi PBB menyerukan penghentian deportasi paksa pencari suaka Afganistan.
"Kami sangat prihatin dengan keselamatan ribuan warga Afganistan yang telah bekerja untuk mempromosikan hak asasi manusia di seluruh negeri, dan telah membantu meningkatkan kehidupan jutaan orang," kata Rupert Colville, juru bicara Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Reuters melaporkan.
Shabia Mantoo, juru bicara badan pengungsi PBB UNHCR, mengatakan telah meminta negara-negara agar tidak mendeportasi paksa warga negara Afganistan, termasuk pencari suaka yang klaimnya telah ditolak.
Baca juga: Taliban Minta Anggotanya Tidak Ganggu Kedutaan Besar dan WNA di Afganistan
REUTERS