TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memberlakukan lockdown ketat pada Selasa setelah satu kasus baru Covid-19 dilaporkan di kota terbesarnya di Auckland, yang merupakan kasus pertama virus corona di Auckland dalam enam bulan terakhir.
Seluruh Selandia Baru akan lockdown selama tiga hari mulai Rabu, sementara Auckland dan Coromandel, kota pesisir tempat orang yang terinfeksi juga menghabiskan waktu, akan di-lockdown selama tujuh hari.
Menerapkan aturan lockdown level 4 terberat Selandia Baru, sekolah, kantor, dan semua bisnis akan ditutup dan hanya layanan penting yang akan beroperasi.
"Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk keluar dari ini secepat mungkin adalah bekerja keras," kata Ardern, dikutip dari Reuters, 17 Agustus 2021.
"Kami telah membuat keputusan atas dasar bahwa lebih baik memulai dari level yang tinggi dan turun kemudian, yang tidak menahan virus dan melihatnya bergerak cepat," katanya.
Orang-orang dewasa mengawasi anak-anak sekolah bermain pada hari pertama semua batasan sosial dan pedoman kesehatan Selandia Baru dicabut setelah pemerintah menyatakan bebas dari wabah virus corona (Covid-19) di Nelson, Selandia Baru, 9 Juni 2020. [REUTERS / Tatsiana Chypsanava]
Jacinda Ardern mengatakan pihak berwenang berasumsi kasus baru itu adalah infeksi varian Delta meskipun ini belum dikonfirmasi. Mungkin ada kasus lain, katanya.
Kasus komunitas Covid-19 terakhir yang dilaporkan di Selandia Baru adalah pada bulan Februari.
Selandia Baru telah mengikuti strategi awal yang cepat dan telah membantunya menghilangkan Covid-19 secara virtual di dalam negeri, memungkinkan orang untuk hidup tanpa batasan meskipun perbatasan internasionalnya sebagian besar tetap ditutup.
Negara ini telah melaporkan sekitar 2.500 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 26 kematian terkait.
Dolar Selandia Baru jatuh 1,5% menjadi US$0,6926 (Rp9.919) setelah lockdown diumumkan.
Baca juga: Indonesia Masuk Kategori Negara Paling Berisiko versi Selandia Baru
REUTERS