Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inggris Hentikan Sementara Beasiswa Chevening untuk Mahasiswa Afganistan

Reporter

image-gnews
Logo Chevening (gov.uk)
Logo Chevening (gov.uk)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Calon mahasiswa asal Afganistan yang menerima beasiswa chevening dari pemerintah Inggris harus mengikhlaskan beasiswa yang mereka dapatkan untuk saat ini. Pasalnya, Kedutaan Inggris di Kabul, menyatakan para calon mahasiswa penerima beasiswa Chevening Award untuk sementara tidak dapat melanjutkan proses untuk menyelesaikan dokumen pendidikan mereka. 

Beasiswa Chevening adalah beasiswa yang didanai oleh Kementerian Luar Negeri Inggris. Ini adalah beasiswa bergengsi dengan persaingan yang ketat, yang memungkinkan seluruh mahasiswa di berbagai dunia mengejar pendidikan tingkat S2 (master degree) di Inggris.

Akan tetapi, melihat situasi dan kondisi di Afghanistan saat ini yang belum kondusif, maka Kementerian Luar Negeri Inggris ragu apakah Kedutaan Besar Inggris di Kabul dapat menyelesaikan persiapan beasiswa tepat waktu pada tahun ini.

Salah satu penerima beasiswa Chevening Naimatullah Zafary, yang sudah melamar selama empat tahun berturut-turut sebelum akhirnya diterima di program Chevening mengatakan banyak mahasiswa lainnya yang telah kecewa dan terkejut perihal kabar ini. Mereka terpaksa harus menangguhkan kesempatan yang telah lama diperjuangkan karena situasi dan kondisi.

“Saya tidak bisa tidur. Ketika kami benar-benar membutuhkannya, Anda mengambilnya,” kata Zafary

Zafary diterima pada program Beasiswa Chevening untuk mempelajari bidang pemerintahan, pembangunan dan kebijakan publik di Universitas Sussex. Saat ini ia bekerja untuk PBB dan tinggal di Kabul.

Akan tetapi, ia memiliki keinginan yang kuat untuk bisa mempelajari lebih dalam dan menggunakan keahliannya untuk bisa meningkatkan pemerintahan lokal Afghanistan.

“Saya melihat kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat, ketika dimana pemerintah seharusnya menjadi jembatan tetapi pada kenyataannya menjadi tembok beton,” katanya.

Menurut Zafary, terdapat 35 warga Afghanistan yang harus kehilangan kesempatan dalam program Chevening award. Hampir separuh dari jumlah itu adalah perempuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak mahasiswa perempuan tersebut khawatir ketika Taliban memperluas kekuasaannya, kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan akan hilang.

  

Para mahasiswa sulit menerima keputusan tersebut karena permintaan visa masih bisa diizinkan untuk staf diplomatik dan warga Afghanistan yang dipindahkan ke Inggris, sementara mereka yang berkeinginan kuat untuk tetap mendapatkan pendidikan malah harus tidak diizinkan.

“Lebih dari 30 dari 35 mahasiswa di tahun ini yang mengundurkan diri dari pekerjaan mereka di Afghanistan dan beberapa promosi juga ditolak,” ungkap Zafary, seraya menambahkan ada kemungkinan risiko bahwa mahasiswa Chevening yang akan menjadi sasarannya.

Menteri kabinet Konservatif, David Lidington mengatakan melalui postingannya di twitter bahwa keputusan untuk menarik beasiswa tersebut salah secara moral dan bertentangan dengan kepentingan Inggris. Lidington menambahkan bahwa dia berharap Perdana Menteri Boris Johnson dan Menteri Luar Negeri Dominic Raab akan meninjau situasi ini dengan segera.

Militan Taliban saat ini sudah menguasai Ibu kota Kabul dan istana kepresidenan. Lebih dari seperempat juta masyarakat Afganistan telah mengungsi dan memilih untuk meninggalkan Kabul.

Baca juga: Pendaftaran Beasiswa Chevening Dibuka, Simak Syarat-syaratnya 

Afifa Rizkia Amani | BBC.co.uk | reuters.com

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Fereinjob Jerman

8 menit lalu

Ferienjob. Istimewa
Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Fereinjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.


PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

17 jam lalu

Musyawarah Nasional ke-6 Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII), menyepakati Akhmad Muqowam sebagai Ketua Umum dan Hanif Dhakiri sebagai Sekretaris Jenderal IKA PMII periode 2018-2023. | Istimewa
PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

18 jam lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

18 jam lalu

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati (tidak terlihat) di Beirut, Lebanon 1 Februari 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.


Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

2 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

Sumber Tempo mengungkap jika seorang dosen di Untan diduga menjadi joki nilai mahasiswa program S2 di FISIP. Tarifnya mencapai Rp 30 juta.


Fakultas Geografi UGM Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Fakultas Geografi UGM Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil bertengger di peringkat 101-150 global dalam QS World University Ranking by Subject 2024.


Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

4 hari lalu

Kelompok Sikh mengangkat pedang sambil memprotes saat bentrokan di kuil Sikh, Kuil Emas, di Amritsar, India (6/6). REUTERS/Munish Sharma
Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

Pada 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar di Punjab, India. Berikut kilas balik peristiwa berdarah itu.


Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

4 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.


2 Ribu WNI di Inggris Rayakan Idulfitri di KBRI London

7 hari lalu

Sekitar 2 Ribu WNI di Inggris menghadiri acara perayaan Idulfitri di KBRI London pada 10 April 2024. Sumber: dokumen KBRI
2 Ribu WNI di Inggris Rayakan Idulfitri di KBRI London

Meski cuaca terasa dingin dengan kisaran 7C, WNI di Inggris dan Irlandia tetap antusias merayakan Idulfitri.


Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

7 hari lalu

Umat Muslim menghadiri salat Idul Fitri yang menandai akhir Ramadan, di kompleks Al-Aqsa, yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Tua Yerusalem, 10 April 2024. REUTERS/Ammar Awad
Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 10 April 2024 diawali oleh penolakan Inggris untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.