TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Taliban pada Minggu, 15 Agustus 2021, dilaporkan sudah masuk ke wilayah Ibu Kota Kabul dan Presiden Afganistan Ashraf Ghani diwartakan sudah meninggalkan negaranya. Kementerian Luar Negeri RI pada Senin, 16 Agustus 2021, menerbitkan pernyataan resmi terkait kondisi yang sedang terjadi di Afganistan tersebut.
Kementerian Luar Negeri memastikan memantau secara ketat perkembangan yang sangat cepat yang terjadi di Afghanistan. Indonesia berharap penyelesaian politik tetap dapat dilakukan, melalui Afghan-owned, Afghan-led.
“Perdamaian dan stabilitas tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat Afghanistan dan dunia internasional. Indonesia terus melakukan komunikasi dengan semua pihak di Afghanistan dan juga dengan Perwakilan PBB dan Perwakilan asing di Afghanistan,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri RI dalam situsnya.
Anggota militan Taliban (tengah) berjaga-jaga diluar bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. Naeem menambahkan bahwa Taliban akan menjamin keselamatan penduduk lokal dan para pejabat misi diplomatik yang berada di Afghanistan. REUTERS/Stringer
Saat ini, total terdapat 15 WNI yang telah melaporkan keberadaannya di negara itu dan semuanya dalam kondisi baik serta aman. WNI tersebut diantaranya bekerja sebagai ekspatriat, bekerja di Badan PBB dan menikah dengan warga Afganistan.
Kementerian Luar Negeri RI memastikan keselamatan WNI, termasuk staf KBRI di Kabul, merupakan prioritas pemerintah Indonesia. Saat ini, persiapan evakuasi terus dimatangkan, antara lain melalui komunikasi dengan berbagai pihak terkait di lapangan.
Misi KBRI di Kabul masih akan tetap dijalankan dengan tim esensial terbatas, di mana saat yang sama pemantauan situasi keamanan di Afghanistan terus dilakukan.
Baca juga: Gerilyawan Taliban Sudah Memasuki Ibu Kota Afganistan