TEMPO.CO, Jakarta - Rumah sakit Haiti dibanjiri ribuan warga yang terluka pada Minggu, 15 Agustus 2021 setelah gempa dahsyat mengguncang negara itu sehari sebelumnya. Sekitar 1.297 orang tewas akibat bencana tersebut.
Gempa Haiti berkekuatan 7,2 pada hari Sabtu menghancurkan ribuan rumah dan bangunan. Negara ini pernah diguncang bencana serupa pada 11 tahun lalu dan belum sepenuhnya pulih.
Kerusakan parah terjadi di barat daya Haiti di sekitar kota Les Cayes. Badan Perlindungan Sipil Haiti mengatakan jumlah korban telah meningkat menjadi 1.297. Rumah sakit masih berjuang menangani 5.700 orang korban luka-luka.
Di kota barat laut Jeremie, daerah lain yang terkena dampak parah, dokter merawat pasien yang terluka di tandu rumah sakit di bawah pohon. Kasur-kasur juga dibentangkan di tepi jalan karena pusat kesehatan kehabisan ruangan.
"Kami memang memiliki masalah serius," kata Jerry Chandler, kepala Badan Perlindungan Sipil Haiti, kepada Reuters.
Gereja, hotel, rumah sakit dan sekolah rusak parah atau hancur. Dinding penjara ikut terkoyak oleh guncangan hebat di Haiti. Sekitar 13.694 rumah hancur, menurut badan perlindungan sipil.
Di Les Cayes, sebuah kota pinggir laut berpenduduk sekitar 90.000 orang, penyelamat menarik mayat-mayat dari puing-puing bangunan, sedangkan ekskavator membantu memindahkan puing-puing setelah gempa Haiti.
Perdana Menteri Haiti Ariel Henry, yang terbang mengunjungi Les Cayes, memuji ketangguhan warga korban gempa.
"Mereka terpengaruh tetapi tangguh. Mereka berjuang untuk bertahan hidup," katanya. Ia berterima kasih kepada badan-badan internasional dan pemerintah asing atas dukungan mereka.
Negara-negara terdekat, termasuk Republik Dominika dan Meksiko mengirim makanan dan obat-obatan melalui udara dan melintasi perbatasan darat Haiti. Kolombia mengirim tim SAR untuk mencari korban selamat.
Amerika Serikat mengirimkan pasokan kebutuhan vital dan mengerahkan 65 orang timnya untuk mencari dan menyelamatkan korban gempa Haiti.
Baca: Haiti Diguncang Gempa Magnitudo 7,2
REUTERS