TEMPO.CO, Jakarta - Taliban, dilansir dari Reuters, telah merebut Kota Jalalabad pada Ahad, 15 Agustus 2021. Kota ini diambil alih tanpa adanya perlawanan. Pengambilalihan ini memberi Taliban kendali atas salah satu jalan raya utama di Afganistan.
Menurut Britannica, Jumat, 25 Juni 2021, Jalalabad yang sebelumnya bernama Jalalkot adalah kota yang terletak di Afghanistan timur. Kota ini, dilansir dari World Population Review, memiliki populasi sebanyak 200.331 penduduk. Berada di sekitar Sungai Kabul dengan ketinggian 590 meter, kota ini memiliki jalan raya yang menghubungkan dengan Ibu kota Afghanistan, Kabul.
Untuk menuju Kabul dari Jalalabad bisa melalui jalan raya sepanjang 160 km. Dilansir dari laman The Diplomat, Minggu, 13 Desember 2015, jalan raya ini bahkan dijuluki CNN sebagai jalan paling berbahaya di dunia dengan peringkat kematian 9,5 dari 10.
Orang Afghanistan sendiri bahkan menyebut jalan raya dan sekitarnya sebagai "Lembah Kematian". Ini karena melimpahnya risiko bila melintasi jalan ini, mulai dari jalanan yang berliku-liku dan kasar, serangan gerilyawan Taliban, bom di pinggir jalan (terutama di 26 kilometer pertama), hingga penculikan.
Berbagai faktor tersebut menyebabkan banyak terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan raya ini. Jumlah total kecelakaan lalu lintas memang sukar dipastikan, tapi rata-rata sekitar 200 orang tewas dan beberapa ribu terluka tiap tahunnya karena kecelakaan di jalan ini.
Bagian paling menakjubkan sekaligus berbahaya adalah bagian jalan sepanjang 64 kilometer melalui ngarai Sungai Kabul dengan jalan berkelok-kelok, sempit, dan menanjak tajam hingga ke ketinggian 600 meter. Ngarai dengan tebing curam ini terkadang bahkan lebih menyerupai jurang panjang daripada lembah.
Dilansir dari laman Dangerous Road, jalan raya Kabul - Jalalabad dalam keadaan basah, gelap atau keduanya adalah mimpi buruk bagi pengemudi. Di jalanan sempit dengan tikungan tajam, mobil-mobil meluncur dengan kecepatan yang mencengangkan. Bak pembalap Formula 1, orang-orang Afganistan melesat di tikungan tajam lalu membanting setir mobil mereka ke jalur yang benar sebelum bencana menghampiri mereka.
Selain kecepatan mobil yang bisa menimbulkan kecelakaan, ancaman lainnya adalah truk-truk besar dengan muatan berlebih yang berjalan lambat. Ketika mendaki salah satu bukit ngarai, truk-truk ini tidak bisa bergerak. Mereka pun terjebak, lalu jatuh, sementara mobil beserta pengemudinya menumpuk di belakang mereka.
Meskipun berbahaya, ratusan mobil dan truk melakukan perjalanan setiap hari dari Kabul ke Jalalabad. Jalan raya yang menghubungkan keduanya masih menjadi rute perdagangan yang penting di Afganistan.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca: Taliban Masuk Kabul Presiden Ashraf Ghani Tinggalkan Afganistan