TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan mengundurkan diri pada hari Senin, menurut laporan surat kabar MalaysiaKini, setelah ia kehilangan mayoritas dukungan di parlemen Malaysia karena perselisihan dalam koalisi yang berkuasa.
Pengunduran diri itu, jika dikonfirmasi, akan mengakhiri 17 bulan penuh gejolak masa jabatan Muhyiddin Yassin, tetapi juga membawa lebih banyak ketidakpastian ke Malaysia ketika negara itu bergulat dengan lonjakan Covid-19 dan penurunan ekonomi.
Tidak segera jelas siapa yang dapat membentuk pemerintahan berikutnya karena tidak ada anggota parlemen yang memiliki mayoritas yang jelas di parlemen, atau apakah pemilu dapat diadakan di Malaysia di tengah pandemi.
Semua tergantung pada Raja Malaysia, Sultan Abdullah, untuk memutuskan apa yang terjadi selanjutnya, menurut Reuters.
Pada Ahad MalaysiaKini melaporkan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin akan mengajukan pengunduran dirinya kepada Yang di-Pertuan Agong besok.
Muhyiddin menyampaikan keputusannya saat bertemu dengan anggota parlemen Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) di markas Perikatan Nasional (PN) Ahad pagi, menurut Menteri di Departemen (Fungsi Khusus) Perdana Menteri Mohd Redzuan Md Yusof.
"Kami baru saja menyelesaikan rapat. Besok, akan ada rapat kabinet khusus. Setelah itu, dia akan menuju Istana Negara untuk mengajukan pengunduran dirinya," kata Redzuan kepada MalaysiaKini.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin berbicara selama sesi majelis rendah parlemen, di Kuala Lumpur, Malaysia 26 Juli 2021. [Departemen Informasi Malaysia/Famer Roheni/Handout via Reuters/Files]
Mohd Redzuan mengatakan Muhyiddin Yassin memberi tahu anggota partai tentang keputusannya untuk mengundurkan diri karena dia telah kehabisan semua opsi untuk mempertahankan pemerintah.
Muhyiddin Yassin berkuasa pada Maret 2020 dengan mayoritas tipis dan membentuk kabinet Perikatan Nasional. Tekanan terhadapnya meningkat baru-baru ini setelah beberapa anggota parlemen dari partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), blok terbesar dalam koalisi yang berkuasa, menarik dukungan.
Perdana menteri selama berminggu-minggu menentang seruan untuk mundur dan mengatakan dia akan membuktikan mayoritasnya di parlemen melalui mosi tidak percaya pada bulan September.
Tetapi pada hari Jumat, Muhyiddin Yassin mengakui untuk pertama kalinya dia tidak memiliki mayoritas dan melakukan upaya terakhir untuk merayu oposisi dengan menjanjikan reformasi politik dan pemilihan dengan imbalan dukungan pada mosi percaya. Tawaran itu ditolak dengan suara mentah-mentah oleh oposisi.
Raja Malaysia memiliki kekuatan konstitusional untuk menunjuk seorang perdana menteri dari antara anggota parlemen terpilih berdasarkan siapa yang menurutnya dapat memimpin mayoritas. Dia menunjuk Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri Malaysia tahun lalu setelah pengunduran diri mendadak Mahathir Mohamad.
Baca juga: Partai Oposisi Malaysia Tolak Tawaran Muhyiddin Yassin untuk Berkoalisi
MALAYSIAKINI | REUTERS