TEMPO.CO, Jakarta - Penembakan terjadi di pangkalan militer Malaysia di Kota Samarahan, Jumat 13 Agustus 2021. Seorang prajurit Malaysia menembak mati tiga rekannya sesama personel angkatan udara sebelum bunuh diri. Kasus kekerasan senjata amat jarang terjadi di Malaysia.
Menurut polisi, pelaku melepaskan tembakan sekitar pukul 7.30 pagi di sebuah pos penjagaan di pangkalan angkatan udara di negara bagian Sarawak, di pulau Kalimantan, Malaysia.
Dua pria meninggal di tempat kejadian. Adapun korban ketiga meninggal di klinik kesehatan saat diberi pertolongan. Setelah menembak rekan-rekannya, pelaku itu mengarahkan pistol ke dirinya sendiri. Saat kejadian, keempat prajurit sedang bertugas.
Polisi telah mengidentifikasi empat personel angkatan udara yang tewas sebagai Kopral Ho Swee Boon dari Lundu, Kopral Mohamad Ehsan Sehamat dari Asajaya, Kopral Sharif Mohd Siddiq Al-Attas Wan Sabli dari Kuching dan awak pesawat Luk Nesly anak Nabau dari Sibu.
Kapolsek Samarahan, Sudirman Kram mengatakan berdasarkan penyelidikan awal, tersangka mengamuk dan memasuki pos penjagaan di kamp Skuadron 330 Handau. Ia mengambil senjata api yang ada di sana.
Saat kejadia, ada beberapa personel angkatan udara lainnya di pos jaga. "Tersangka bahkan bertanya kepada mereka apakah ingin hidup atau mati. Sharif mencoba menenangkannya tetapi dia melepaskan tembakan yang mengenai perut Sharif sehingga yang lain lari untuk menyelamatkan diri," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Kami terkejut dan ngeri dengan penembakan itu," kata kepala polisi Sarawak Aidi Ismail kepada AFP. "Malaysia adalah negara yang damai, kami tidak pernah mengharapkan insiden seperti itu."
Polisi dan angkatan udara sedang menyelidiki motif penembakan tersebut. Penembakan fatal hampir tidak pernah terjadi di negara berpenduduk 32 juta jiwa itu karena undang-undang kepemilikan senjata yang ketat.
Angkatan Udara Kerajaan Malaysia sebelumnya mendesak semua pihak untuk tidak berspekulasi hingga polisi menyelesaikan penyelidikan mereka. Pihak militer mengatakan bahwa mereka akan membentuk dewan investigasi untuk memastikan penyebab insiden tersebut.
CHANNEL NEWS ASIA