TEMPO.CO, Jakarta - Enam orang, termasuk seorang anak dan pelaku, tewas dalam penembakan massal di Kota Plymouth di barat daya Inggris pada Kamis malam.
Dua perempuan dan tiga laki-laki, termasuk tersangka, meninggal karena luka tembak di tempat kejadian, kata Polisi Devon dan Cornwall, Reuters melaporkan, 13 Agustus 2021. Perempuan lain meninggal beberapa saat kemudian di rumah sakit, kata polisi.
Salah satu orang yang tewas adalah seorang anak perempuan di bawah 10 tahun, kata Luke Pollard, seorang anggota parlemen lokal dari oposisi Partai Buruh mengatakan dalam sebuah cuit Twitter.
Sky News mengonfirmasi tersangka bernama Jake Davison, 23 tahun, dan diperkirakan telah membunuh lima orang lainnya sebelum menembak dirinya sendiri.
Menurut Daily Mail, pelaku adalah seorang YouTuber yang berfantasi menjadi The Terminator. Sebelum penembakan, dia menggambarkan kedekatannya dengan gerakan terkait dengan pembunuhan massal oleh misoginis di AS dan Kanada.
Pria yang berprofesi sebagai operator derek itu terlihat menembak tanpa pandang bulu sebelum menendang pintu sebuah rumah di Biddick Drive di dekat rumahnya, dan melepaskan tembakan dengan senjata laras panjang ke orang-orang di dalam, yang diyakini sebagai anggota keluarganya.
Davison kemudian keluar dari rumah itu dan berjalan di sepanjang jalan dan menembaki orang lain, keluar dari jalan menuju Royal Naval Avenue dan Henderson Place. Pelaku lalu pergi ke sebuah taman, di mana ia diduga menyerang dua pejalan kaki bersama anjingnya dan melepaskan tembakan. Seorang gadis muda, dua perempuan, dan dua pria tewas.
Dikutip dari Daily Mail, Davison adalah seorang YouTuber aktif yang menyebut dirinya 'Profesor Waffle', yang mengunggah video dirinya sedang berolahraga dan berbicara tentang kehidupan yang tidak adil, umat manusia berada di ambang kepunahan, dan mengutarakan kebencian terhadap lawan jenis.
Dia juga membagikan klip dari gim video kekerasan Fortnite dan dua hari sebelum penembakan menyukai video dari senapan semi-otomatis M1 Garand.
Dua minggu yang lalu, pria berusia 23 tahun itu juga berbicara tentang kedekatannya dengan gerakan Incel, yang telah dikaitkan dengan sejumlah penembakan massal di AS. Yang paling terkenal adalah oleh pembunuh misoginis Elliot Rodger, yang membunuh enam orang di California pada Mei 2014 sebelum dia menembak dirinya sendiri. Di Kanada pada 2018 Alek Minassian menulis pesan Facebook yang menunjukkan dukungannya untuk Incel sebelum menabrakan sebuah van ke kerumunan, menewaskan sepuluh orang.
Incel adalah singkatan dari "selibat paksa" dan mereka yang menyebut diri mereka seperti itu percaya bahwa ketidaktertarikan mereka terhadap perempuan ditentukan oleh genetikanya.
Beberapa pengikut ekstremis percaya bahwa mereka berutang seks kepada perempuan. Davison berulang kali mengatakan dalam videonya bahwa dia menjijikkan bagi perempuan, kelebihan berat badan, dan begitu juga seluruh keluarganya.
Dia juga berbicara tentang menjadi black pill-er, sebuah kelompok yang percaya bahwa mereka tidak layak untuk dicintai dan setiap upaya menjalin hubungan dengan perempuan akan berakhir dengan kegagalan.
Penembakan massal itu mendorong penyelidikan tentang bagaimana Davison bisa mendapatkan senjata api di negara dengan kontrol senjata yang ketat.
Polisi mengatakan insiden itu tidak terkait dengan terorisme dan saat ini situasi terkendali.
Sharron Turner, 57 tahun, yang tinggal di belakang lokasi penembakan, dikutip oleh surat kabar The Times, mengatakan bahwa seorang pria bersenjata telah menendang pintu depan sebuah rumah sebelum menembak seorang ibu dan putrinya. Turner mengatakan dia telah diberitahu bahwa pria itu, yang berpakaian hitam dan abu-abu, dipersenjatai dengan senjata semi-otomatis.
Setelah serangan itu, pria bersenjata itu melarikan diri melalui taman di belakang rumah dan menembak dua pejalan kaki anjing, The Times melaporkan.
"Insiden di Plymouth sangat mengejutkan dan pikiran saya bersama mereka yang terkena dampak," kata Menteri Dalam Negeri Priti Patel di Twitter.
Polisi Devon dan Cornwall mengatakan mereka dipanggil ke daerah Keyham di kota itu pada pukul 18.10 PM pada hari Kamis.
"Penyelidikan terus dilakukan atas insiden tersebut dan gangguan pada jaringan jalan di daerah Keyham akan tetap ada sepanjang malam," kata polisi.
Video yang beredar di media sosial pada Kamis malam tampak menunjukkan tubuh berlumuran darah tergeletak di trotoar diselimuti kain putih, dengan petugas mendesak anggota masyarakat untuk tetap di dalam, The Telegraph melaporkan
Jalan-jalan ditutup di daerah Keyham di kota itu ketika tiga ambulans udara mendarat di dekatnya dan menerbangkan korban ke Rumah Sakit Derriford setempat di kota itu.
Pusat olahraga sekolah terdekat dan pusat perbelanjaan ditutup dan warga telah diperintahkan untuk tetap berada di dalam.
Perdana Menteri Boris Johnson merepons berita penembakan, menyampaikan belasungkawa kepada teman dan keluarga mereka yang kehilangan nyawa dalam penembakan itu.
Dia juga berterima kasih kepada layanan darurat atas tanggapan mereka terhadap insiden tersebut.
Inggris memiliki salah satu tingkat pembunuhan senjata terendah di dunia, dan penembakan massal jarang terjadi. Ini adalah penembakan massal pertama di Inggris selama 11 tahun.
Baca juga: Pelaku Penembakan di California Simpan 22 Ribu Amunisi di Rumahnya
DAILY MAIL | REUTERS | SKY NEWS | THE TELEGRAPH