TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Kamis, 12 Agustus 2021 memutuskan untuk secara dramatis mengurangi pegawainya di kantor Kedutaan Besar Amerika di Kabul, Afganistan. Negeri Abang Sam itu, juga akan mengirimkan sekitar 3 ribu pasukan sementara untuk membantu evakuasi staf Kedutaan tersebut.
Hal ini menggaris bawahi kondisi yang memburuk dan dengan cepat bisa menghentikan upaya diplomasi menghentikan Taliban mencaplok wilayah-wilayah di Afganistan. Hasil evaluasi intelijen Amerika Serikat pada pekan ini menyimpulkan Taliban bisa mengisolasi Ibu Kota Kabul dalam tempo 30 hari dan merebutnya dalam waktu 90 hari.
“Kami telah mengevaluasi situasi keamanan setiap hari untuk menentukan bagaimana baiknya Kedutaan tetap bisa menjalankan pelayanan dengan aman,” demikian keterangan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price.
Anggota kelompok pemberontak Taliban berpatroli di Farah, Afganistan, 11 Agustus 2021. Pertempuran berkecamuk di dalam dan sekitar sejumlah kota lain, termasuk Herat di barat dan Kandahar di selatan. REUTERS
Price mengatakan pihaknya berencana menarik kehadiran diplomat inti di Afganistan pada beberapa pekan ke depan. Namun dia meyakinkan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul tidak tutup. Seorang sumber yang faham dengan masalah ini mengatakan tidak ada jaminan kalau kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul akan tetap buka.
Baca Juga:
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin sudah melakukan pembicaraan dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani pada Kamis, 12 Agustus 2021. Dalam pembicaraan itu dikatakan Amerika Serikat masih tetap akan memberikan pengamanan dan stabilitas di Afganistan dalam menghadapi kekerasan dari kelompok radikal Taliban.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan Washington telah mengurangi jumlah warganya yang ada di Afganistan karena perkembangan situasi keamanan yang terjadi saat ini. Washington juga menambah jumlah penerbangan untuk mengangkut warga Afganistan yang punya visa imigrasi khusus. Visa itu diberikan kepada mereka yang sudah membantu misi-misi Amerika Serikat di Afganistan.
Baca juga: Top 3 Dunia: Hacker Kembalikan Uang, Aturan Masker di Sekolah AS
Sumber: Reuters