Sementara itu, sekitar 300 ribu pelancong yang terlantar di bandara selama hampir satu pekan mulai bernafas lega karena ada kepastian keberangkatan mereka meninggalkan bandara.
Sampai Rabu (3/12) pagi, pengunjuk rasa yang tergabung dengan nama Aliansi Rakyat untuk Demokrasi masih banyak yang tersisa di bandara, yang telah lumpuh ini. “Kami mengadakan pesta sepanjang malam sebelum meninggalkan bandara,” ujar Saisuri Pantupradji, 45 tahun. “Menyedihkan untuk menyatakan selamat tinggal. Tapi pekerjaan kita disini telah selesai. Jadi kita harus pulang.”
Saisuri bersama empat wanita lainnya yang mengenakan kaos kuning, berdansa dan bernyanyi lagu-lagu Thailand di terminal utama Bandara Suvarnabhumi. Setidaknya ada seribuan pengunjuk rasa yang larut dalam kegembiraan setelah musuh mereka bersama, perdana menteri, telah diturunkan.
Setelah di turunkan, Somchai menyatakan akan kembali menjadi warga negera biasa. “Tidak masalah (saya diturunkan). Saya tidak bekerja sendiri. Sekarang saya akan secara penuh menjadi warga,” ujar Somchai, yang diputuskan tidak boleh beraktifitas politik dalam lima tahun ke depan.
Sedangkan pemimpin pengunjuk rasa Sondhi Limthongkul menyatakan puas. “Kami telah menyelesaikan pekerjaan kita sekarang. Tapi jika boneka Thaksin kembali bercokol, kami juga akan kembali turun,” ancamnya.
AP| BANGKOKPOST| NUR HARYANTO