TEMPO.CO, Jakarta - Warga Argentina memenuhi jalan-jalan di Ibu Kota Buenos Aires pada Sabtu, 7 Agustus 2021 untuk memprotes kemiskinan di negara itu dan sedikitnya lapangan pekerjaan di tengah semakin memburuknya krisis ekonomi gara-gara pandemi Covid-19. Unjuk rasa itu diikuti oleh puluhan ribu orang.
Unjuk rasa itu, dipimpin sejumlah organisasi yang membantu para pengangguran dan kelompok-kelompok sayap kiri di Argentina. Aksi protes dimulai dari sebuah gereja, lalu bergerak kea rah barat Ibu Kota Buenos Aires, di mana ribuan jamaah melakukan perjalanan rohani untuk memanjatkan doa di kuil San Cayetano.
Aksi jalan berakhir di Plaza de Mayo, yakni sebuah alun-laun di depan gedung parlemen. Tempat ini jadi langganan unjuk rasa di Argentina.
“Saya ada di sini atas nama masyarakat yang tidak punya pekerjaan, yakni abang saya, tetangga saya dan banyak orang yang Anda lihat kesusahan di mana-mana,” kata Néstor Pluis, 41 tahun, asisten pendidikan.
Unjuk rasa juga terjadi di wilayah lain Argentina, seperti Cordoba dan Mendoza. Juan Carlos Alderete, anggota parlemen, mengatakan kebutuhan masyarakat di sejumlah wilayah sangat besar.
“Dapur umum disediakan untuk keluarga-keluarga yang kekurangan dan banyak anak-anak harus ditangani tenaga kesehatan professional karena mereka gizi buruk,” kata Alderete.
Sebanyak 42 persen populasi Argentina masuk kategori hidup di bawah garis kemiskinan pada semester kedua 2020. Angka pengangguran di sana berada di posisi 10,2 persen.
Menjelang pemilu legislatif pada November 2021, Pemerintah Argentina pada Jumat, 6 Agustus 2021 mengumumkan aturan pengendalian penyebaran Covid-19 dilonggarkan. Dengan relaksasi ini, diharapkan bisa mempercepat pemulihan ekonomi Negeri Tango tersebut.
Baca juga: Penganut Agama Pemuja Maradona Membuka Gereja Maradonian Pertama di Meksiko
Sumber: Reuters