TEMPO.CO, Jakarta - Warga Afganistan di Kabul dan provinsi lain pada Rabu malam meneriakkan Allahuakbar untuk menunjukkan dukungan bagi pasukan Afganistan yang memerangi Taliban.
Terikan itu dimulai sebelumnya di Kota Herat dan telah dilaporkan di daerah lain di seluruh Afganistan. Warga Afganistan di provinsi Kapisa, Baghlan, Nuristan dan Sar-e-Pul, juga ikut meneriakkan Allahuakbar untuk menunjukkan dukungan bagi pasukan Afganistan.
Sejumlah ulama mengatakan bahwa meneriakkan Allahuakbar sangat penting untuk memisahkan kejahatan dari kebenaran dan takbir itu akan membantu meningkatkan moral ANDSF (Pasukan Afganistan) dalam kampanye mereka melawan militan.
"Rakyat Balkhab selalu siap, mereka akan bertindak melawan semua agresor termasuk Taliban," kata seorang penduduk di Provinsi Sar-e-Pul, dikutip dari TOLONews, 6 Agustus 2021.
"Kami akan membela Republik Islam Afganistan dan Konstitusi," kata seorang warga di Samangan.
"Ini menunjukkan bahwa rakyat mendukung ANDSDF dan mereka lelah perang, ini benar-benar gerakan rakyat," kata Fawad Raiskhel, seorang warga di Kabul.
"Dampaknya besar pada moral, mereka yang meneriakkan takbir Allahuakbar, mereka adalah Muslim," kata Mir Saeed, seorang ulama.
Allahu Akbar,
— Maha (@__kabulaee) August 3, 2021
Herat Afghanistan last night pic.twitter.com/okUTFLCCRl
Dukungan untuk pasukan Afganistan ini dimulai pada Senin malam di Kota Herat, Afganistan barat, yang telah menyaksikan pertempuran sengit selama beberapa minggu terakhir dan melawan serangan Taliban terhadap Kota Herat selama seminggu terakhir.
Kampanye itu dilakukan saat pasukan keamanan Afganistan memerangi Taliban di berbagai wilayah di seluruh negeri.
Presiden Ashraf Ghani mengatakan penduduk Herat yang meneriakkan Allahuakbar menunjukkan dengan suara lantang siapa yang sebenarnya diwakili oleh takbir ini.
Sebagai tanggapan, Taliban mengatakan bahwa Allahuakbar adalah slogan kelompoknya dan mereka yang menyalahgunakan Allahuakbar akan dimintai pertanggungjawaban.
Ketika orang-orang Afganistan meneriakkan Allahuakbar di Kabul pada Selasa malam, Taliban menyerang kediaman penjabat Menteri Pertahanan Bismillah Mohammadi di pusat Kota Kabul, menewaskan sedikitnya delapan orang termasuk seorang perempuan.
Sementara itu, Taliban merebut sebuah ibu kota provinsi Afganistan dan membunuh pejabat tinggi media pemerintah di Kabul pada Jumat, Reuters melaporkan.
Seorang juru bicara polisi di Provinsi Nimroz selatan mengatakan ibu kota Zaranj telah jatuh ke tangan kelompok Taliban karena kurangnya bala bantuan dari pemerintah.
Video - Afghan security forces, chanting "Allahu Akbar," launched an operation in Lashkargah city, capital of Helmand province, on Wednesday night. #Afghanistan pic.twitter.com/sKT5KFfOMm
— TOLOnews (@TOLOnews) August 5, 2021
Gerilyawan telah menguasai puluhan distrik dan penyeberangan perbatasan dalam beberapa bulan terakhir dan menekan beberapa ibu kota provinsi, termasuk Herat di barat dan Kandahar di selatan, saat pasukan asing mundur.
Zaranj adalah ibu kota provinsi pertama yang jatuh ke tangan kelompok itu sejak Amerika Serikat mencapai kesepakatan dengan Taliban pada Februari 2020 untuk penarikan pasukan AS. Sebuah sumber lokal mengatakan Taliban telah merebut kantor gubernur, markas polisi dan sebuah kamp di dekat perbatasan Iran.
Sumber-sumber Taliban mengatakan kelompok itu sedang merayakan kemenangan di sana, dan jatuhnya Zaranj akan meningkatkan moral para militan mereka di provinsi lain. Seorang komandan Taliban, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kota itu penting secara strategis karena berada di perbatasan dengan Iran.
Di Kabul, penyerang Taliban membunuh Dawa Khan Menapal, kepala Pusat Media dan Informasi Pemerintah, dalam serangkaian pembunuhan terbaru yang bertujuan untuk melemahkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang terpilih secara demokratis.
Berjuang untuk menerapkan kembali syariat Islam yang ketat setelah penggulingan mereka pada tahun 2001 oleh pasukan pimpinan AS, Taliban telah mengintensifkan kampanye mereka untuk mengalahkan pemerintah Afganistan yang didukung AS ketika pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang.
Baca juga: Taliban Bunuh Juru Bicara Pemerintah Afganistan
TOLONEWS | REUTERS