TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui potensi penjualan sistem senjata artileri 40 155mm M109A6 Medium Self-Propelled Howitzer ke Taiwan senilai lebih dari USD 750 juta (Rp 10 triliun).
Sebelumnya pada tahun lalu, Amerika Serikat menjual senjata, termasuk beberapa unit drone dan rudal pertahanan wilayah laut untuk meningkatkan kemampuan Taiwan dan menggagalkan invasi Cina. Pemerintahan Joe Biden sudah menyetujui untuk melakukan penjualan senjata secara langsung ke Taiwan sejak dia menjabat sebagai Presiden.
Sebuah jet tempur Indigenous Defense Fighter (IDF) dan rudal jelajah udara-ke-darat Wan Chien terlihat di Makung Air Force Base di pulau lepas pantai Penghu Taiwan, 22 September 2020. Di bawah Presiden Donald Trump, Amerika Serikat telah secara signifikan meningkatkan bantuan militer ke Taiwan. REUTERS/Yimou Lee
Menurut Pentagon, dalam rencana penjualan sistem artileri Medium Self-Propelled Howitzer, akan termasuk pula 1.698 kit panduan untuk amunisi, suku cadang, pelatihan, stasiun darat dan peningkatan generasi Howitzer milik Taiwan sebelumnya. Unit kerja sama bidang pertahanan Pentagon pada Rabu, 4 Agustus 2021 sudah memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan ini.
Kementerian Pertahanan Taiwan pada Kamis, 5 Agustus 2021, mengutarakan terima kasih yang tulus kepada Amerika Serikat atas penjualan ini yang akan membantu tentara Taiwan meningkatkan kapasitas aksi cepat-tanggap dan tembakan dukungan. Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut dukungan senjata berkelanjutan dari Amerika Serikat adalah fondasi untuk menjaga stabilitas kawasan.
Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan sangat menentang tegas penjualan senjata ke Taiwan tersebut. Beijing telah melayangkan pernyataan tegasnya ke Washington. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan dalam website mereka penjualan senjata itu sama dengan mengintervensi urusan dalam negeri Cina sehingga memperingatkan kalau Beijing akan mengambil langkah – langkah pencegahan karena masalah ini melebar.
Seperti negara – negara umumnya, Amerika Serikat tidak punya hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, namun diperbolehkan oleh hukum untuk memberikan Taiwan sistem pertahanan diri dan dukungan internasional, di mana hal semacam ini sering memancing kemarahan Beijing. Taiwan adalah wilayah kepulauan yang diklaim bagian tak terpisahkan dari Cina.
Kendati Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat sudah memberikan persetujuan penjualan sistem artileri Medium Self-Propelled Howitzer, itu bukan berarti kontrak jual-beli sudah ditanda-tangani atau negosiasi sudah dirampungkan. Pentagon hanya mengatakan BAE Systems Plc telah menjadi kontraktor utama untuk persenjataan.
Baca juga: Peta Cina Muncul Tak Lengkap dalam Siaran Olimpiade Tokyo
Sumber: Reuters