TEMPO.CO, Jakarta - Atlet Belarus Krystsina Tsimanouskaya telah meninggalkan Tokyo hari ini, Rabu, 4 Agustus 2021, untuk terbang ke Winna, Austria. Ia menolak kembali ke negaranya karena takut dipersekusi oleh pemerintah.
Sebelum Krystsina Tsimanouskaya meninggalkan Jepang, suami atlet Belarus tersebut, Arseni Zdanevich telah lebih dulu meninggalkan negaranya. Ia memutuskan ke Polandia setelah mengetahui bahwa istrinya tak akan kembali ke Belarus.
Dalam wawancara kepada Associated Press, Zdanevich mengatakan bahwa dia memutuskan untuk meninggalkan Belarus ketika Tsimanouskaya menyatakan tidak akan kembali ke sana. “Semuanya sangat mendadak. Saya hanya punya waktu satu jam untuk mengumpulkan barang-barang saya,” kata Zdanevich dari Ukraina.
Zdanevich menyatakan merasa aman di Ukraina meski saat ini polisi sedang menyelidiki kematian seorang aktivis hak asasi manusia Belarus. Dia berharap akan bergabung dengan istrinya di Polandia, yang merupakan rumah bagi komunitas Belarus.
Ukraina menyambut baik rencana Zdanevich. Menteri Luar Negeri Dmytro menyatakan telah berhubungan dengan suami atlet Belarus tersebut. Zdanevich sudah berada di Ukraina.
"Kami memberikan bantuan yang diperlukan selama dia tinggal di Ukraina dan akan melakukan segalanya untuk membuatnya merasa aman," kata Kuleba dalam sebuah tweet.
Masalah berawal dari atlet Belarus Krystsina Tsimanouskaya, 24, hendak dipulangkan paksa karena menentang keputusan pemilihan cabor oleh timnas Belarus. Ia didaftarkan ke lari 4X400 Meter Relay tanpa sepengetahuannya. Padahal dirinya sama sekali tak berpengalaman untuk cabang olahraga tersebut. Ia hanya tahu dirinya terdaftar untuk lari 200 meter.
Ketika mengetahui dirinya akan dipulangkan karena menentang keputusan timnas, Krystsina Timanovskaya melawan. Ia tak mau dipulangkan ke Belarus karena takut akan dipersekusi oleh pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko. Di Belarus, Lukashenko dikenal gemar menghukum siapapun yang menentangnya, tak terkecuali atlet. Banyak atlet sudah diperkarakan.
AP | REUTERS