TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada Rabu, 4 Agustus 2021, meyakinkan bahwa dia telah mendapatkan dukungan suara mayoritas di kalangan anggota parlemen. Ucapan Muhyiddin itu seolah menolak seruang dari beberapa sekutunya dan politikus oposisi yang memintanya untuk mengundurkan diri.
Muhyiddin mengatakan pihaknya akan mengupayakan agar dilakukan sebuah pemungutan suara ketika anggota parlemen kembali bersidang pada September 2021 untuk membahas legitimasi pemerintahannya. Raja Malaysia sudah setuju dengan rencananya itu.
“Saya sudah menginformasikan ke Raja bahwa saya sudah mendapat beberapa pernyataan dari anggota parlemen, yang meyakinkan saya bahwa saya masih punya kepercayaan mayoritas saat ini di parlemen,” kata Muhyiddin, dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
Wakil Presiden UMNO Muhyiddin Yassin (kiri) dan mantan perdana menteri Mahathir Mohamad memberikan konferensi pers di Putrajaya, Malaysia, 12 Oktober 2015. [REUTERS / Olivia Harris / File Foto]
Perdana Menteri Muhyiddin saat ini berada dalam tekanan agar mengundurkan diri setelah Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah pada akhir pekan lalu menerbitkan sebuah teguran, di mana hal ini sangat jarang terjadi. Raja menyentil Muhyiddin karena mencabut undang-undang darurat virus corona tanpa persetujuan Raja, di mana hal ini bertolak-belakang dengan konstitusi.
Pada Rabu, 4 Agustus 2021, Partai United Malays National Organisation (UMNO), menarik dukungan kepada Muhyiddin dan menyebut Perdana Menteri sudah kehilangan legitimasi untuk memimpin. Beberapa sekutu Muhyiddin menuduhnya telah melakukan pengkhianatan.
Sedangkan beberapa anggota parlemen oposisi mendesak Muhyiddin agar mengundurkan diri karena sudah tidak menghormati Raja. Malaysia adalah negara dengan sistem kerajaan, di mana Raja dihormati di negara yang multi-etnis tersebut.
Baca juga: Malaysia Digoyang Tuntutan Pengunduran Diri Perdana Menteri Muhyiddin
Sumber: Reuters