TEMPO.CO, Jakarta - Setelah investigasi selama lima bulan, Gubernur New York Andrew Cuomo dinyatakan terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah perempuan di kantornya. Hal tersebut diungkapkan oleh Jaksa Agung Negara Bagian New York, Letitia James, yang menyebut ulah Cuomo telah menimbulkan "atmosfer mengerikan" di lingkungan kantornya.
Menurut hasil penyelidikan, Cuomo melecehkan perempuan dengan meraba-raba mereka, mencium, dan memeluk tanpa izin. Selain itu, ia juga melecehkan mereka secara verbal dengan memberikan komentar-komentar tidak senonoh. Semua itu tercatat dalam berkas penyelidikan yang tebalnya 168 halaman.
"Cuomo telah menjadikan kantornya sebagai tempat kerja yang toxic dan memfasilitasi pelecehan seksual," ujar Letitia James dalam keterangannya, Selasa, 3 Agustus 2021.
James melanjutkan, semua korban Cuomo yang berhasil dikonfirmasi adalah pegawai negeri sipil. Mereka bekerja sebagai staf untuk kantor administrasi Cuomo.
Per berita ini ditulis, baik Cuomo maupun Kantor Administrasi Negara Bagian New York belum memberikan komentar apapun. DPRD New York, yang dikuasai oleh Partai Demokrat, juga belum berkomentar. Adapun Cuomo, ketika investigasi dimulai, membantah melakukan pelecehan seksual.
Temuan investigasi selama lima bulan ini tak ayal menjadi pukulan telak untuk karir politik Cuomo. Meski investigasi yang dilakukan tidak akan mengarah ke peradilan, hal itu tetap akan berdampak ke jabatannya.
Di DPRD New York, pemakzulan Cuomo sudah dibahas. Ketua DPRD Carl Heastie, beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa temuan investigasi akan menentukan nasib Cuomo ke depannya.
Selama pandemi COVID-19, Andrew Cuomo dianggap berhasil oleh sejumlah orang karena memaparkan strategi pengendalian dengan jelas dan beberapa kali menentang pelonggaran kebijakan dari mantan Presiden Donald Trump. Keberhasilannya sempat memunculkan dugaan ia akan mengincar posisi capres di Pilpres 2024, namun ia membantahnya.
Baca juga: Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual, Gubernur New York Tak Mau Mundur
ISTMAN MP | REUTERS