TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan farmasi Pfizer dan AstraZeneca sama-sama mengantongi pendapatan triliunan rupiah dari penjualan vaksin Covid-19. Sepanjang kuartal kedua 2021, Pfizer telah membukukan penjualan sebesar US$ 7,8 miliar atau senilai Rp 112,3 triliun (dengan kurs Rp 14.400).
Penjualan vaksin Covid-19 menyumbang kenaikan laba perusahaan hingga 59 persen, menjadi US$ 5,6 miliar atau setara Rp 81,1 triliun pada periode yang sama. "Kuartal kedua ini luar biasa," kata CEO Pfizer Albert Bourla dalam laporan di situs resmi, Rabu, 28 Juli 2021.
Total pendapatan Pfizer pada kuartal kedua 2021 adalah US$ 18,9 miliar. Jumlah ini naik 92 persen dibandingkan kuartal iI 2020.
Begitu pula dengan AstraZeneca. Penjualan vaksin covid-19 buatan AstraZeneca meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi US$ 894 juta pada kuartal kedua 2021. Total pendapatan AstraZeneca naik 31 persen menjadi US$ 8,22 miliar sepanjang tiga bulan terakhir, dibandingkan kuartal kedua tahun lalu.
"Pertumbuhan AstraZeneca berkat kinerja yang kuat di semua bidang terutama onkologi, cardiovascular, renal and metabolisme atau CVRM, dan pernapasan. Hasilnya kami telah membukukan kenaikan pendapatan dan melanjutkan investasi kami di riset dan pengembangan," kata CEO perusahaan Pascal Soriot.
Pfizer dan AstraZeneca adalah dua vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA yang diklaim lebih efektif melawan virus dibandingkan vaksin yang dari virus yang dilemahkan. Berdasarkan hasil penelitian di Korea Selatan, campuran vaksin AstraZeneca pada suntikan pertama dan Pfizer untuk suntikan kedua mampu meningkatkan antibodi hingga enam kali lipat melawan Covid-19. Penelitian yang dilakukan di Korea Selatan membandingkan dengan suntikan dua kali dengan vaksin AstraZeneca.
DEWI | FAJAR PEBRIANTO | REUTERS | TELETRADER.COM