TEMPO.CO, Jakarta - Robert Aaron Long, 22 tahun, pada Selasa, 27 Juli 2021, menyatakan diri bersalah dalam sebuah aksi penembakan di Atlanta, Amerika Serikat. Kasus penembakan massal yang menewaskan empat orang ini, telah menimbulkan waswas pada kelompok Asia-Amerika.
Di persidangan, Long mengaku seorang pecandu sex. Dia rencananya akan dikirim ke Atlanta untuk menjalani proses peradilan lebih lanjut atas empat dakwaan pembunuhan yang dikenakan padanya. Korban penembakan ini adalah warga Amerika keturunan Asia.
Jaksa wilayah telah memberikan sinyalemen akan menuntut pula Long dengan ujaran kebencian dan hukuman mati.
Robert Aaron Long, 21 tahun, dari Woodstock di Cherokee County berpose dalam foto penjara setelah dia ditahan oleh Kantor Sheriff Crisp County di Cordele, Georgia, AS 16 Maret 2021.[REUTERS]
Long muncul di peradilan dengan kemeja putih berkancing warna putih dengan kerah terbuka dan potongan rambut mohawk. Dia menyatakan diri bersalah atas empat pembunuhan di sebuah tempat spa di kabupaten Cherokee, sekitar 64 kilometer dari utara Atlanta.
Wajah Long tampak muram di persidangan. Dia menyatakan persetujuannya dengan kemungkinan hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan bebas bebas bersyarat atas dakwaan pembunuhan, ditambah 35 tahun lagi untuk dakwaan lain.
Pembunuhan massal yang dilakukan Long terjadi pada 16 Maret 2021 saat Amerika Serikat sedang di kecamuk wabah virus corona. Long menjelaskan bagaimana dia membeli sebuah senjata api dan sebotol minuman keras, lalu berusaha bunuh diri sebelum membuat kekacauan di industri sex Amerika Serikat.
Long juga menceritakan di pengadilan, dua minggu sebelum penembakan dia diusir dari rumah orang tuanya. Dia pun merasa putus asa dalam mengendalikan kecanduan seksualnya.
Pada 16 Maret 2021, Long memutuskan mengunjungi sebuah tempat spa untuk menerima pelayanan sex dan berharap bisa cukup membenci dirinya sendiri dengan berusaha melakukan bunuh diri.
Baca juga: Penembakan Massal Kembali Terjadi di Amerika, Seorang Anak Kecil Tewas
Sumber: Reuters