Hingga Sabtu pagi sudah mencapai 350 orang akibat kerusuhan seiring gagalnya panitia pemilihan mengumumkan hasil pemilu lokal. Demikian seperti yang dikutip dari situs milik harian Nigeria, This Day, Minggu (30/11).
Perintah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Negara Bagian Plateau pada Sabtu itu seiring pembunuhan terbaru yang terjadi di kawasan Tinna dan Mando, di pusat Ibu Kota Jos.
Gubernur Negara Bagian, Da Jonah Jang, mengatakan pemerintah tak akan tinggal diam dan hanya menonton korban-korban tak bersalah berjatuhan.
Selain saling membakar masjid dan gereja, para pemrotes yang kecewa juga telah membunuh setidaknya seorang polisi. "Pagi-pagi buta sekolompok pemrotes menewaskan seorang polisi," kata seorang saksi kepada Reuters, seperti yang dikutip BBC.
Meski kerusuhan begitu dahsyat, namun tak semua warga di Jos yang mengetahui kabar memilukan itu terjadi hanya beberapa kilometer dari lokasi mereka berada.
Seorang dosen di University of Jos mengatakan asap dapat dilihat dari sisa pembakaran ban dan bangunan-bangunan di kawasan tersebut.
"Dari tempat saya berdiri saya bisa melihat asap yang muncul dari seluruh penjuru kota," kata Victor Dugga kepada BBC dalam acara Focus on Africa.
Dia menambahkan, ketika orang-orang semakin was-was di saat itu pula tak secuilpun informasi yang muncul dari media-media lokal mengenai kekerasaan itu.
"Kami memiliki tiga radio di Jos, dan mereka hanya memutar musik saja dan menyampaikan kabar yang telah terjadi kemarin, namun tak seorangpun yang memberitahukan apa yang terjadi saat ini," ujarnya.
BOBBY CHANDRA