TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Selasa, 27 Juli 2021, mengkonfirmasi telah menghentikan sementara sejumlah kerja sama dengan jaksa bidang kriminal di Guatemala. Keputusan itu diambil setelah akhir pekan lalu terjadi kuduta terhadap kepala jaksa unit antikorupsi Guatemala.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Jalina Porter mengatakan kepada wartawan perubahan ini telah mempengaruhi kerja sama terprogram dengan Kementerian Pekerjaan Umum, yang bertanggung jawab melakukan penuntutan kasus – kasus kriminal.
Juan Francisco Sandoval, Kepala jaksa unit Anti-Korupsi Guatemala, dicopot dari jabatan, 23 Juli 2021. Sumber: Reuters
Jaksa Agung Guatemala Maria Porras mencopot Juan Francisco Sandoval dari jabatan kepala jaksa khusus anti-impunitas (FECI), yang dikenal pejuang antikorupsi. FECI awalnya dibentuk untuk menyelidiki investigasi yang dilakukan International Commission Against Impunity (CICIG), namun CICIG yang mendapat dukungan PBB ini sudah dibubarkan Guatemala pada 2019.
Amerika Serikat dikenal mendukung upaya yang dilakukan Sandoval, yang diantaranya menginvestigasi dan menuntut sejumlah kasus mantan pejabat, presiden dan pengusaha kelas kakap di Guatemala. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Februari 2021 lalu, memberikannya penghargaan juara anti-korupsi.
Menurut Porter, keputusan otoritas Guatemala untuk mencopot Sandoval pada 23 Juli 2021 lalu, menunjukkan kurangnya komitmen pada penegakan hukum dan proses peradilan serta penuntutan yang independen. Sebagai dampaknya, Amerika Serikat sekarang hilang kepercayaan pada Jaksa Agung, niat untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dan memerangi korupsi dengan itikad baik.
Juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum Guatelama Juan Luis Pantaleón mengatakan pihaknya mengetahui pembekuan sementara kerja sama oleh Amerika Serikat itu lewat media sosial dan belum diberi tahu secara resmi. Namun mereka akan menghormati keputusan Amerika Serikat.
Baca juga: KPK Tunjuk Komisaris Polisi Ardian Jadi Pelaksana Harian Dirdik
Sumber: Reuters