TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat Kanslier Jerman dari kubu konservatif, Armin Laschet, meminta maaf karena tertangkap kamera tertawa lebar saat berkunjung ke lokasi bencana banjir di Erftstadt, pekan lalu. Ia mengakui bahwa apa yang ia lakukan di tengah pidato duka presiden tersebut tidak pantas dan ia menyesali perbuatannya.
"Saya melakukan hal bodoh yang tidak seharusnya terjadi. Saya menyesalinya," ujar Laschet, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 25 Juli 2021.
Insiden tersebut tak ayal berdampak terhadap popularitas laschet pada survei dan simulasi pemilu kanselir Jerman. Menurut polling yang digelar INSA pada Ahad kemarin, 57 persen warga Jerman memandang aksi tertawa Laschet sebagai hal yang negatif.
Sementara itu, pada simulasi pemilu terbaru, perolehan suaranya menurun lima persen dari yang sebelumnya 20 persen. Sementara itu, rivalnya, Olaf Scholz, perolehan suaranya naik menjadi 21 persen.
Hal tersebut sedikit banyak juga dipengaruhi percakapan di media sosial. Menurut laporan Reuters, insiden Laschet mempopulerkan tagar #Laschetlacht (Laschet tertawa) di Twitter.
Laschet tidak menyangkal bahwa turunnya popularitas ia akibat insiden tertawa. Walau begitu, ia optimistis situasi bisa dikembalikan seperti semula atau bahkan lebih baik. Ia pun sudah mempersiapkan materi kampanye soal ekonomi dan perubahan iklim jelang pemilu yang akan digelar pada 26 September itu.
"Bisa dipahami polling fluktuatif pada masa-masa sulit seperti pekan ini. Namun, pekan depan, saya ingin mengendalikan dan membentuk isu-isu yang perlu didiskusikan."
"Kita harus bertahan terhadap rencana nol karbon emisi pada 2038. Namun, saya rasa, hal itu bisa dicapai lebih cepat lagi berkat mahalnya harga CO2," ujar Laschet.
Per berita ini ditulis, bencana banjir di Jerman telah menelan korban 180 orang.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jerman Terus Naik Meski 60 Persen Warga Sudah Divaksin
REUTERS | ISTMAN MP