TEMPO.CO, Jakarta - Banjir besar melanda terjadi di berbagai belahan dunia dalam sepekan terakhir ini. Di Cina, ratusan ribu orang mengungsi akibat banjir yang terjadi di Provinsi Henan pada 20 Juli. Beberapa hari sebelumnya banjir melanda Jerman hingga menyebabkan sedikitnya 133 orang tewas.
Banjir adalah bencana tahunan di Cina, terutama saat musim hujan. Gencarnya pembangunan bendungan beberapa tahun terakhir diduga memutus jalur sungai dan danau hingga mengganggu peran vitalnya mencegah banjir.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel menuding pemanasan global dan curah hujan tinggi penyebab utama banjir. "Ini adalah pertempuran serius terhadap perubahan iklim," ungkap Kanselir Jerman, Angela Merkel, dikutip Tempo dari laman BBC, Minggu, 25 Juli 2021.
Namun banjir di Cina dan Jerman bukan yang terbesar di dunia. Berikut lima banjir terdahsyat yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia seperti dikutip dari History.com.
Banjir di Johnstown
Musibah yang terjadi pada 31 Mei 1889 ini disebabkan oleh jebolnya bendungan Danau Conemaugh di Pennsylvania, Amerika Serikat. Enam belas juta ton air setinggi empat puluh kaki menghantam kota dan menyebabkan 1.600 bangunan hancur.
Ketika banjir mulai surut, kurang lebih 2.200 orang dinyatakan meninggal dan sisanya ditemukan luka-luka atau kehilangan rumah.
Bendungan yang tidak terawat menjadi alasan terbesar terjadinya musibah ini. Meskipun demikian, tidak ada seorangpun yang bertanggung jawab secara finansial atas kejadian ini.
Banjir di Cina Tengah
Banjir besar pernah terjadi di Cina Tengah pada musim panas 1931. Hal ini merupakan akumulasi dari berbagai penyebab mulai dari banyaknya salju yang mencair, hujan deras, hingga badai siklon.
Pada bulan Agustus, sungai Yangtze, Yellow, dan Huai meluap. Air membanjiri area hingga lebih luas dari Inggris.
Ribuan orang meninggal karena tenggelam saat awal banjir terjadi. Selanjutnya, orang-orang mulai tumbang karena kelaparan dan tertular penyakit seperti kolera, demam tifoid, dan disentri.
The Grote Mandrenke
The Grote Mandrenke atau The Great Drowning of Men disebabkan oleh ganasnya badai Laut Utara yang melanda Eropa pada Januari 1362.
Efek dari badai ini dirasakan pertama kali oleh Inggris. Kerusakan yang lebih besar terjadi di Belanda, Jerman, dan Denmark yang mengalami terjangan gelombang dahsyat.
Bersamaan dengan badai lain yang menerpa saat Abad Pertengahan, The Grote Mandrenke berperan dalam menciptakan teluk dangkal di Laut Utara di Belanda, dikenal dengan nama Zuiderzee.
Sungai Indus
Gempa bumi yang terjadi pada Januari 1841 di Himalaya menyebabkan tanah longsor pada lereng gunung Nanga Parbat. Bebatuan yang runtuh menghambat aliran Sungai Indus hingga menciptakan sebuah danau sedalam lima ratus kaki.
Ketika bendungan alami ini jebol pada bulan Juni, danau mengirimkan banjir 540 ribu meter kubik air per detik. Korban dari banjir besar ini tidak terdata, tetapi musibah ini dikenal telah mendatangkan malapetaka bagi penduduk yang tinggal di sekitar lembah Sungai Indus. Seluruh desa penduduk tersapu dan sebanyak lima ratus tentara Sikh di dekat Kota Attock terbawa arus.
Sungai Mississippi
Pada musim semi 1927, Sungai Mississippi di bagian hilir meluap dan membanjiri sistem tanggul setelah diguyur hujan selama berbulan-bulan. Enam belas juta hektare di tujuh negara bagian terkena dampak dari banjir ini.
Kerusakan paling parah terjadi di Arkansas dan Louisiana. Di kedua wilayah tersebut, Sungai Mississippi melebar dan menggenangi 75 mil daratan. Ribuan orang dievakuasi dengan perahu. Saat banjir telah surut, data menunjukkan bahwa 250 orang tewas dan satu juta lainnya telah dievakuasi dari rumah masing-masing.
DINA OKTAFERIA
Baca juga:
Banjir Cina Mencekam: Penumpang Terjebak di Gerbong Kereta yang Terendam