Pemilik Paris Saint-Germain (PSG) ikut terseret dalam konflik itu karena al-Khelaifi juga pemilik dari jaringan BeIN. Kanal bajakan BeoutQ, yang berasal dari Arab Saudi, mencoba mencuri sinyal dari BeIN untuk bisa menayangkan kompetisi sepakbola dan turnamen olahraga.
Belum lama ini, BeIN mengajukan protes ke Organisasi Dagang Dunia (WTO) soal operasional BeoutQ. BeIN menonton ganti rugi sebesar US$1 miliar.
Menanggapi laporan terbaru Le Monde, NSO selaku pengembang Pegasus menyatakan data-data yang dimiliki media tersebut barulah target yang hendak disasar. Dengan kata lain, peretasan dan penyadapan belum tentu terjadi. Walau begitu, NSO mengatakan akan kooperatif apabila investigasi digelar.
"Kami sangat senang jika ada investigasi, jadi kami bisa membersihkan nama kami dari tuduhan-tuduhan yang ada,"
"Kami tidak bisa membuka detil soal siapa saja yang membeli spyware pegasus dari kami karena masalah privasi. Namun, kami akan bersikap transparan terhadap pemerintah yang ingin mendapat detil lebih lanjut," ujar CEO NSO, Shalev Hulio. Hulio menuding isu spyware Pegasus adalah upaya untuk menjatuhkan industri keamanan siber Israel, basis dari NSO.
Per berita ini ditulis, spyware Pegasus dikabarkan sudah digunakan untuk menyasar jurnalis, politisi, kepala negara, dan juga pengusaha. Untuk kepala negara, total sudah ada 14 nama yang dikabarkan diretas dan disadap dengan spyware Pegasus.
Baca juga: Dipakai untuk Sadap Presiden, Israel Kaji Pembatasan Ekspor Spyware Pegasus
AL JAZEERA | ISTMAN MP