TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penasihat politik Pemerintah Inggris, Dominic Cummings, mengungkapkan bahwa ia dan koleganya sempat berencana menggulingkan PM Boris Johnson. Rencana itu, kata ia, muncul ketika para anggota tim kampanye Boris Johnson dan Brexit mendapat informasi bahwa mereka akan dikesampingkan dari pengambilan keputusan strategis di pemerintahan.
Rencana tersebut, lanjut Cummings, semakin kuat ketika tim kampanye menilai Boris Johnson tidak cukup cakap sebagai pemimpin. Sebab, per Januari 2020, Johnson tidak memiliki rencana pasti soal bagaimana Inggris akan berjalan pasca Brexit diteken.
"Orang-orang sudah pada mengatakan bahwa apa yang akan terjadi pada musim panas 2020 adalah antara kami yang didepak atau kami yang mengusirnya (Johnson) dan mencari orang lain sebagai PM Inggris baru," ujar Cummings, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 20 Juli 2021.
Dominic Cummings, penasihat khusus untuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tiba di luar Downing Street selama wabah penyakit virus corona (Covid-19), London, Inggris, 14 Mei 2020. [REUTERS / John Sibley]
Cummings menambahkan bahwa Johnson juga tidak cekatan dalam merespon pandemi COVID-19. Hal itu, kata ia, terlihat dari bagaimana Johnson ragu untuk menerapkan lockdown COVID-19 kedua pada Musim Gugur (September) 2020. Walhasil, kasus meningkat dan banyak warga meninggal.
Sebagai catatan, Dominic Cummings tidak sepenuhnya bebas dari masalah. Pada Mei tahun lalu, ia didepak dari Pemerintahan Inggris karena ketahuan melanggar lockdown COVID-19. Ia melanggar aturan karena mengendarai mobil sejauh 400 kilometer, dari London ke Durham, untuk mengantar anaknya ke rumah kerabat.
Per berita ini ditulis, Pemerintah Inggris belum memberikan respon resmi apapun atas pernyataan terbaru Cummings. Salah seorang sumber di pemerintahan mengatakan bahwa administrasi Boris Johnson tengah fokus pada pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi COVID-19.
Adapun Boris Johnson akhir-akhir ini lebih banyak disorot perihal keputusannya melonggarkan atau mencabut lockdown COVID-19 di Inggris. Pencabutan dilakukan pada 19 Juli lalu meskipun berbagai pakar menganggap keputusan Johnson terlalu beresiko. Johnson berdalih pencabutan perlu dilakukan untuk membawa Inggris ke normal baru.
Baca juga: PPKM Dicabut, Sebagian Besar Warga Inggris Belum Berani Bebas
ISTMAN MP | REUTERS