TEMPO.CO, Jakarta - Hari pelonggaran lockdown COVID-19 di Inggris tidak sepenuhnya berjalan lancar. Dikutip dari kantor berita Reuters, aplikasi Layanan Kesehatan Nasional (NHS) malah memerintahkan ratusan ribu warga untuk segera isolasi mandiri. Hal tersebut menyusul terus naiknya angka kasus COVID-19 di Inggris.
Dampaknya, di hari pelonggaran lockdown, berbagai usaha malah kekurangan sumber daya manusia. Mereka yang diperintahkan untuk isolasi mandiri oleh NHS wajib melakukannya demi keamanan. Beberapa pelaku usaha sudah was-was bahwa mereka akan mengalami gangguan operasional di hari yang justru krusial untuk bisnis.
"Ini masalah besar di seluruh lini industri pada saat ini. Kasus COVID-19 di Inggris tiap pekannya naik. Peringatan dari NHS (untuk isolasi mandiri) berada di rasio 3:1," ujar CEO Marks and Spencer, Steve Rowe, dikutip dari Reuters, Senin, 19 Juli 2021.
Rowe berkata, pelaku usaha pusat perbelanjaan seperti dirinya mulai menimbang sejumlah opsi. Salah satunya, mengurangi jam operasional, untuk menyeimbangkan tenaga kerja, supply, dan demand.
Di kalangan warga, pandangan terpecah. Ada yang merasa sudah saatnya lockdown dilonggarkan, ada juga yang merasa pembatasan sosial ketat tetap perlu dipertahankan selama jumlah kasus harian di Inggris belum terkendali.
Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang peron di Stasiun King's Cross, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di London, Inggris, 12 Juli 2021. REUTERS/Henry Nicholls
Mereka yang mendukung lockdown dilonggarkan berpesta sejak dini hari tadi. Mereka merayakan apa yang disebut PM Boris Johnson sebagai "Hari Kemerdekaan" tersebut. Di London, konser musik digelar di beberapa venue, salah satunya di Oval Space. Walau begitu, organiser mengatakan jumlah pengunjung tidak sesuai ekspektasi, mengindikasikan tidak semua warga merasa situasi aman.
"Saya dilarang berdansa untuk waktu yang cukup lama. Rasanya seperti seumur hidup. Aku ingin berdansa, aku ingin mendengarkan musik, aku mau merasakan getaran konser, dikelilingi orang-orang," ujar salah satu warga London, Georgia Pike (31), saat menikmati live music di Oval Space, Hackney, Senin, 19 Juli 2021.
Per berita ini ditulis, Inggris tercatat memiliki 5,4 juta kasus dan 128 ribu kematian akibat COVID-19. Per harinya, Inggris bisa mencatatkan 50 ribu kasus COVID-19 per hari dengan varian Delta dianggap sebagai salah satu penyebabnya.
Vaksinasi COVID-19 menjadi strategi Inggris untuk mengendalikan pandemi, termasuk pertimbangan utama melonggarkan lockdown. Sebanyak 87 persen warga dewasa di Inggris sudah menerima paling tidak satu dosis vaksin COVID-19. Sementara itu, yang sudah menerima dua dosis, ada 68 persen.
Baca juga: Covid-19: Rencana Inggris Hapus PPKM Hari Ini, 1.200 Ilmuwan Menentang
ISTMAN MP | REUTERS