TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin pada Juni menawarkan Presiden AS Joe Biden pangkalan militer Rusia di Asia Tengah untuk pengumpulan informasi dari Afganistan, surat kabar Kommersant melaporkan pada Sabtu.
Militan Taliban telah membuat kemajuan besar ketika pasukan AS menarik diri setelah 20 tahun perang, dan akan menjadi masalah keamanan bagi Rusia yang khawatir para pengungsi dapat didorong ke halaman belakang Asia Tengah dan mengakibatkan sayap pertahanan selatannya tidak stabil.
Dalam tawaran langka selama periode hubungan dingin antara Amerika Serikat dan Rusia, Putin mengusulkan pada pembicaraan 16 Juni dengan Biden di Jenewa bahwa mereka berkoordinasi di Afganistan dan menempatkan pangkalan Rusia di Tajikistan dan Kirgistan untuk "penggunaan praktis", Kommersant melaporkan, mengutip sumber, dikutip dari Reuters, 18 Juli 2021.
Surat kabar itu mengatakan penggunaan pangkalan militer ini bisa melibatkan pertukaran informasi yang diperoleh dengan menggunakan drone, tetapi belum ada tanggapan konkret dari pihak AS. Kremlin tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Orang-orang berdiri di atas kendaraan memegang bendera Taliban ketika orang-orang berkumpul di dekat titik persimpangan Gerbang Persahabatan di kota perbatasan Chaman, Pakistan-Afganistan, Pakistan 14 Juli 2021.[REUTERS / Abdul Khaliq Achakzai]
Awal bulan ini, Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Joe Biden sedang dalam pembicaraan dengan Kazakhstan, Tajikistan, dan Uzbekistan tentang penerimaan sementara ribuan warga Afganistan yang bekerja dengan pasukan AS dan sekarang menghadapi ancaman dari Taliban, mengutip tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Jumat mengatakan penarikan aliansi AS dan NATO dari Afganistan membuat situasi politik dan militer lebih tidak pasti, yang pada gilirannya memperburuk ancaman teroris di wilayah tersebut.
Berbicara pada konferensi dengan pejabat senior Asia Tengah di Tashkent, ibu kota Uzbekistan, Lavrov mengatakan Rusia ingin membantu memulai pembicaraan damai antara pihak yang bertikai di Afganistan.
Baca juga: Profil Danish Siddiqui, Wartawan Reuters Tewas di Afganistan
REUTERS