TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Korea Selatan Kim Boo-kyum pada Jumat, 16 Juli 2021, mengingatkan pihaknya kemungkinan akan memperketat aturan pembatasan kegiatan masyarakat menyusul kasus baru positif Covid-19 di negara itu yang semakin meresahkan.
Otoritas melaporkan, pada Jumat kemarin ada 1.536 kasus baru infeksi virus corona. Pusat-pusat perawatan Covid-19 di Korea Selatan pun mulai penuh hingga muncul seruan pasien Covid-19 yang bergejala ringan bisa mendapatkan perawatan dari rumah.
Baca Juga:
Anggota staf medis menunggu kedatangan pengunjung di pusat pengujian 'drive-thru' untuk penyakit virus corona COVID-19 di Pusat Medis Universitas Yeungnam di Daegu, Korea Selatan, Selasa, 3 Maret 2020. Prosedur pengambilan sampel ini dinilai praktis karena hanya berlangsung kurang dari 10 menit. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Korea Selatan sebelumnya masuk kategori negara yang sukses mengendalikan penyebaran wabah virus corona dengan cara melakukan tes virus corona, pelacakan dan social distancing. Namun dengan munculnya varian Delta Covid-19, yang lebih mudah menular, telah memicu terjadinya gelombang keempat infeksi virus corona di kalangan mereka yang belum suntik vaksin virus corona.
Perdana Menteri Kim telah memerintahkan pemerintah daerah agar memberlakukan aturan bahwa acara kumpul-kumpul tidak boleh lebih dari empat orang sehingga menghindari kebingungan aturan di kota non-metropolitan. Sebelumnya wilayah Ibu Kota Seoul memberlakukan semi-lockdown.
“Jika kasus positif Covid-19 terus meningkat, saya tekankan tidak ada pilihan selain meningkatkan pembatasan jumlah orang yang boleh kumpul-kumpul di atas 6 sore di luar kota metropolitan,’ kata Kim, Jumat, 16 Juli 2021.
Sebelumnya pada Senin, 12 Juli 2021, pemerintah memberlakukan aturan kegiatan sosial yang ketat untuk wilayah Ibu Kota Seoul. Diantara aturan yang kena pengetatan itu adalah larangan kumpul-kumpul lebih dari dua orang setelah jam 6 sore.
Dari total kasus penularan lokal virus corona per Kamis, 15 Juli 2021, sebanyak 75 persen berasal dari wilayah Seoul. Otoritas waswas pada liburan musim panas ini para pelancong bisa menyebarkan virus corona ke area lain sehingga kasus Covid-19 naik signifikan.
Baca juga: Batik Indonesia Tembus Pasar Digital Korea Selatan
Sumber: Reuters