TEMPO.CO, Jakarta - Varian Delta Covid-19, yang ditularkan secara lokal untuk pertama kali terdeteksi di Filipina. Virus corona jenis ini diyakini sangat mudah menular.
Terdeteksinya varian Delta Covid-19 ini telah mendorong otoritas untuk menerapkan lagi kebijakan yang lebih ketat di sejumlah area. Ahli kesehatan di Filipina sedang mengupayakan agar Manila melarang acara kumpul-kumpul.
Pekerja rumah sakit yang mengenakan masker wajah tidur di atas bangku di sebuah kapel pemakaman di Makati City, Metro Manila, Filipina, 1 April 2020. Kapel ini menjadi shelter sementara bagi para pekerja kesehatan dari rumah sakit terdekat yang merawat pasien penyakit virus corona (COVID-19), REUTERS/Eloisa Lopez
Filipina adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang terseok-seok menghadapi wabah virus corona. angka infeksi Covid-19 di sana berangsur menurun sejak Maret dan April sehingga aturan pun secara berangsur dilonggarkan.
Wakil Menteri Kesehatan Filipina Maria Rosario Vergeire mengatakan ada 16 orang yang terinfeksi varian Delta Covid-19. Dari jumlah tersebut, lima orang baru pulang dari Uni Emirat Arab, Qatar dan Inggris pada April dan Juni.
Sisa 11 orang lainnya tertular secara lokal, termasuk dari satu kluster yang terdiri dari lima orang di wilayah selatan Kota Cagayan de Oro. Pada 28 Juni 2021, satu pasien Covid-19 meninggal setelah di rawat di Ibu Kota Manila.
“Covid-19 sudah menyebar secara global, saat yang sama vaksin virus corona mencoba mengendalikannya. Sekarang ada waswas angka kasus Covid-19 akan mengalami kenaikan yang dipicu oleh varian Delta,” kata Vergeire.
Otoritas Filipina telah mengumumkan di wilayah Cagayan de Oro dan Provinsi Misamis Oriental aturan pergerakan masyarakat di sana akan diperketat. Sebelumnya pada Mei 2021, Filipina mencatat kasus varian Delta di negara itu, hanya saja ketika itu kasus tersebut adalah kasus impor yang dialami oleh dua tenaga kerja yang baru pulang dari Uni Emirat Arab dan Oman.
Baca juga: Top 3 Dunia: Misteri Penembakan Presiden Haiti, Duterte Tertarik Turun Pangkat
Sumber: Reuters