TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam sedang berencana meningkatkan keamanan konten live streaming di media sosial, seperti Facebook dan Google. Ini adalah tindakan terbaru dalam mengekang aktivitas online, yang dianggap anti-pemerintah
Dalam dektrit Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam, yang masih dirancang, disebutkan platform media sosial yang beroperasi di Vietnam harus memberikan informasi kontak user (pengguna) yang punya lebih dari 10 ribu followers atau subscribers.
Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam memperkirakan ada sekitar 10 platform media sosial bukan lokal, yang total memiliki sekitar 80 juta pengguna. Sedangkan pengguna media sosial dari luar negeri seperti Facebook, memiliki 65 juta pengguna, YouTube 60 pengguna di Vietnam dan TikTok 20 juta user di negara itu.
“Platforms media sosial asing tersebut, belum sepenuhnya mematuhi aturan di Vietnam. Banyak unggahan di media sosial milik asing itu, yang mengunggah disinformasi, unggahan yang menyebabkan ketidak stabilan dan frustrasi di masyarakat,” demikian keterangan Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam
Facebook dan TikTok belum mau berkomentar mengenai hal ini. Begitu juga Google.
Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam mengatakan masyarakat sekarang ini semakin banyak yang menggunakan Facebook, Twitter, YouTube dan TikTok untuk menyampaikan pesan pribadi atau memberikan informasi palsu.
Rencana meningkatkan keamanan konten live streaming di media sosial di Vietnam, belum disetujui. Begitu pula aturan yang meminta mereka menghapus konten yang ditandai dalam tempo 24 jam setelah pemberitahuan oleh warga Vietnam atau organisasi terkait.
Baca juga: ini perbedaan fitur grup dan channel di telegram
Sumber: Reuters