TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Bangladesh memutuskan untuk melonggarkan lockdown Covid-19 untuk Hari Raya Idul Adha meski kasus Covid-19 meningkat di negara itu.
Pelonggaran lockdown akan dimulai pada 15 Juli sampai 22 Juli 2021, menurut laporan Dhaka Tribune, dikutip 14 Juli 2021.
Selama periode ini, pasar ternak akan tetap buka. Transportasi umum juga akan dilanjutkan dalam skala terbatas dan pusat perbelanjaan serta toko akan dibuka kembali dengan tetap menjaga pedoman kesehatan.
Semua kantor pemerintah akan melanjutkan aktivitasnya secara online, tetapi kantor swasta akan tetap tutup.
Namun, setelah libur Idul Adha, lockdown ketat akan dilakukan lagi selama 14 hari lagi mulai 23 Juli. Idul Adha akan dirayakan pada 21 Juli, menurut catatan pers dari Departemen Informasi Pers (PID).
Puluhan juta orang biasanya mudik ke desa masing-masing untuk merayakan Idul Adha bersama keluarga.
Bangladesh memberlakukan lockdown paling ketat pada awal bulan ketika kasus dan kematian Covid-19 baru naik ke rekor tertinggi.
Di bawah lockdown, orang hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk keadaan darurat dan membeli kebutuhan pokok, dengan transportasi umum, toko, dan kantor tutup.
Tetapi infeksi terus meningkat, dengan hampir 14.000 orang dites positif pada hari Senin, yang merupakan rekor harian baru, sehingga menjadikan jumlah total kasus lebih dari satu juta.
Korban meninggal akibat Covid-19 telah meningkat di atas 16.600. Tetapi para ahli mengatakan angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi di tengah kekhawatiran akan kurangnya pelaporan.
Mohammad Shahidullah, yang mengepalai komite kesehatan yang memberi saran kepada pemerintah tentang cara mengelola pandemi, mengatakan kelompok ahlinya menentang pelonggaran lockdown, Al Jazeera melaporkan.
Pengumuman itu muncul ketika pihak berwenang memulai kembali upaya vaksinasi Covid-19 negara itu, yang hampir terhenti pada akhir April setelah impor suntikan dari negara tetangga India ditangguhkan untuk memenuhi permintaan lokal di tengah lonjakan virus yang sangat besar.
Program vaksinasi Bangladesh dihidupkan kembali dalam skala besar pada hari Selasa, dengan dua juta suntikan vaksin Sinopharm dari Cina dan 2,5 juta dosis Moderna dari Amerika Serikat melalui program COVAX.
Baca juga: Sebab Kebakaran di Pabrik Pembuat Jus di Bangladesh Masih Diinvestigasi
DHAKA TRIBUNE | AL JAZEERA