TEMPO.CO, Jakarta - Makin luasnya ekspansi Taliban di Afghanistan memaksa warga lokal untuk kabur dari rumah mereka. Mereka mencoba menghindari eskalasi lebih jauh antara Taliban dan militer Afghanistan. Menurut agensi penyintas PBB, UNHCR, Afghanistan akan menghadapi krisis kemanusiaan jika pertempuran antara Taliban dan militer setempat terus berlanjut.
"Afghanistan kian dekat dengan krisis kemanusiaan. Itu sebaiknya dihindari. Kegagalan untuk mewujudkan perjanjian damai dan kekerasan yang ada akan mendorong makin banyaknya pengungsian di Afghanistan dan negara sekitar," ujar juru bicara UNHCR, Babar Baloch, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 13 Juli 2021.
Menurut data UNHCR, kurang lebih ada 270 ribu penduduk Afghanistan yang harus berpindah tempat atau mengungsi sejak Januari lalu. Angka tersebut menambah jumlah total warga yang kehilangan tempat tinggal di Afghanistan jadi 3,5 juta jiwa.
Besarnya angka pengungsian tersebut, kata Baloch, tidak hanya karena faktor pertempuran antara Taliban dan Militer Afghanistan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah tak adanya jaminan keamanan, pemerasan oleh milisi Taliban, hilangnya lapangan kerja, interupsi ke layanan sosial, dan banyaknya bom-bom buatan.
"Soal jaminan keamanan, jumlah warga sipil yang menjadi korban naik sebanyak 29 persen year on year pada kuartal pertama."
"Kami mendesak komunitas internasional untuk meningkatnya bantuannya terhadap pemerintah dan warga Afghanistan serta tetangga-tetangga mereka dalam situasi krisis ini," ujar Baloch.
Per berita ini ditulis, Taliban sudah menguasai kurang lebih 85 persen dari wilayah kedaulatan Afghanistan. Upaya ekspansi mereka di Afghanistan kian agresif begitu Amerika dan NATO menarik pasukannya dari distrik-distrik strategis di negeri tersebut.
Baca juga: Daerah Kekuasaan Taliban Meluas, India Tarik Personil dari Kandahar
ISTMAN MP | REUTERS