TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Presiden Rodrigo Duterte dan putrinya, Sara Duterte-Carpio, mendapat restu dari warga Filipina untuk maju bersama pada pemilu presiden berikutnya. Dalam survei opini terbaru oleh Pulse Asia, publik mendukung keduanya untuk maju bersama dengan Sara Duterte-Carpio sebagai Capres dan Rodrigo Duterte sebagai Cawapres.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 13 Juli 2021, Rodrigo Duterte berada di posisi puncak dalam daftar 15 kandidat cawapres Filipina. Ia memimpin dengan perolehan suara 18 persen. Sementara itu, Sara Duterte-Carpio melakukan hal serupa di kategori kandidat presiden dengan perolehan suara 28 persen.
Sebelumnya, Rodrigo Duterte sudah menyatakan bahwa dirinya tertarik dengan ide menjadi Wakil Presiden Filipina untuk pemerintahan berikutnya. Bahkan, ia mengatakan sudah benar-benar mempertimbangkan hal tersebut. Walau begitu, Duterte menyatakan dirinya hanya akan maju sebagai cawapres apabila ia sreg dengan siapa capresnya.
"Namun, saya akan menjadi wakil presiden yang tidak berguna jika yang presiden terpilihnya bukan teman saya," ujar Rodrigo Duterte pada Kamis pekan lalu, mengindikasikan dia akan memilih pasangan dari lingkaran politiknya.
Sara Duterte, putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/asiaone.com
Rodrigo Duterte tidak menyangkal bahwa putrinya, Sara Duterte, berpotensi menjadi capres dan pasangannya dalam pemilu berikutnya. Walau begitu, ia lebih memilih putrinya tidak menjadi presiden agar terhindar dari bahaya dinamika politik di FIlipina.
Sara Duteret-Carpio, pekan lalu, menyatakan bahwa dirinya siap menjadi calon Presiden Filipina yang baru jika itu yang dikehendaki warga. Sebelumnya, Sara Duterte-Carpio selalu menyatakan tidak tertarik untuk meninggalkan jabatannya sebagai Wali Kota Davao untuk maju nyapres.
Di kalangan oposisi, potensi kembali majunya Rodrigo Duterte sebagai cawapres, siapapun pasangannya, dianggap mengkhawatirkan. Mereka mencurigai Duterte hendak melakukan manuver politik untuk kembali menjadi presiden dengan melengserkan pasangannya. Secara teknis, presiden yang mundur sebelum jabatannya habis akan digantikan oleh wakilnya.
Skenario tersebut sudah dibantah oleh penasihat hukum Rodrigo Duterte, Salvador Panelo. Panelo berkata, skenario tersebut terlalu berlebihan.
Baca juga: Usai Jadi Presiden, Rodrigo Duterte Tertarik Turun Pangkat Jadi Wapres Filipina
ISTMAN MP | REUTERS