TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi kini telah memasukkan vaksin Sinovac dalam daftar yang dizinkan masuk ke negara itu. Informasi tersebut diunggah oleh Menteri Urusan Agama di Departemen Perdana Menteri Malaysia, Zulkifli Mohamad Al-Bakri.
Zulkiflil mengatakan bahwa ini adalah kabar baik bagi mereka yang ingin menjalankan haji dan umrah di masa mendatang. Dalam sebuah unggahan di Twitter, Zulkifli juga menyertakan situs web Kementerian Kesehatan Arab Saudi, eservices.moh.gov.sa.
Selain vaksin Sinovac, Arab Saudi sudah mengakui lima vaksin lainnya yang diterima di negara tersebut. Vaksin Covid-19 itu adalah Pfizer-BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Janssen dan Sinopharm.
Meski sudah masuk dalam daftar vaksin yang diakui, Arab Saudi mensyaratkan penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm untuk mengambil dosis booster sebelum memasuki negara tersebut. Syarat itu tertuang dalam pembaruan peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan Saudi, yang diumumkan King Fahd Causeway Authority pada Minggu, 11 Juli 2021.
Menurut pembaruan peraturan kesehatan, mereka yang telah menerima dua dosis vaksin Sinopharma dan Sinovac harus mengambil dosis booster dari salah satu vaksin yang disetujui seperti Pfizer, Astrazeneca, Johnson & Johnson dan Moderna. Kondisi lain yang perlu diikuti adalah tes PCR perlu dilakukan dalam waktu 72 jam setelah tiba di Arab Saudi.
Aturan itu muncul di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa vaksin COVID-19 di sebagian besar negara berkembang tidak mampu mencegah infeksi varian Delta. Beberapa negara pun mempertimbangkan menawarkan dosis ketiga untuk meningkatkan kekebalan terhadap jenis virus yang lebih menular.
Menurut laporan, otoritas kesehatan negara-negara seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain telah memutuskan menawarkan dosis tambahan kepada beberapa orang yang sudah disuntik vaksin Cina Sinovac Biotech dan Sinopharm.
Baca: WHO Ingatkan Bahaya Mencampur Vaksin Covid-19 dari Berbagai Produsen
THE STAR | SAUDI GAZETTE