TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah hotel di Tokyo, Jepang telah meminta maaf karena membedakan lift untuk pengunjung warga negara Jepang dan orang asing. Hotel ini akhirnya menghapus tulisan "Japanese only" dan "Foreigners Only" di pintu lift setelah mendapat kecaman keras di media sosial.
Pembedaan lift dilakukan sebagai tindakan pencegahan anti-COVID-19. Namun hal itu memicu kemarahan di media sosial menjelang Olimpiade Musim Panas 2020.
Tokyo memasuki keadaan darurat di tengah kekhawatiran masuknya puluhan ribu atlet dan ofisial asing selama Olimpiade 23 Juli-8 Agustus akan menyebarkan virus corona. Saat ini kasus corona di Tokyo naik drastis.
Akasaka Excel Hotel Tokyu di pusat kota Tokyo memasang tulilsan itu di hari Jumat pekan lalu sebagai tanggapan atas panduan dari penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020. Seorang pejabat menyatakan kepada Reuters, tujuannya memastikan pergerakan tamu yang terkait dengan Olimpiade dipisahkan dari tamu hotel setempat.
Pejabat itu yang menolak disebutkan namanya mengatakan tidak ada niat untuk mendiskriminasi orang asing. "Kami mencoba membuatnya mudah dimengerti tetapi akhirnya menyebabkan kesalahpahaman," kata pejabat itu.
Tulisan itu telah dihapus pada Minggu pagi dan pihak hotel sedang mendiskusikan tanda yang tepat untuk digunakan.
Tulisan yang membedakan warga Jepang dan asing itu memicu kritik keras di media sosial. Salah satu pengguna Twitter mengatakan "Apartheid telah dihidupkan kembali di Jepang".
Yang lain menyamakan tanda-tanda itu dengan tindakan "Jim Crow" AS, yang dirancang untuk mencegah orang kulit hitam memilih di Deep South AS. "Virus itu tidak ada hubungannya dengan kebangsaan," cuit pengguna Twitter Anna.
Baca: Daftar Negara-Negara yang Bantu Indonesia Tangani Covid-19
REUTERS