TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal Amerika Serikat yang memimpin perang di Afganistan, Austin Miller, akan melepaskan komando pada Senin, kata para pejabat AS, sebagai langkah simbolis penarikan pasukan dari perang terpanjang Amerika Serikat bahkan ketika gerilyawan Taliban mendapatkan momentum.
Austin Miller akan menjadi jenderal bintang empat terakhir Amerika di Afganistan dalam sebuah upacara di Kabul yang akan dilakukan menjelang akhir resmi misi militer di sana pada 31 Agustus, tanggal yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden saat dia ingin melepaskan Amerika dari perang dua dekade, dikutip dari Reuters, 12 Juli 2021.
Jenderal Marinir AS Kenneth McKenzie, yang memiliki Komando Pusat berbasis di Florida yang mengawasi pasukan AS di berbagai tempat termasuk Afganistan, Irak dan Suriah, terbang ke Kabul untuk menggarisbawahi bantuan Amerika di masa depan kepada pasukan keamanan Afganistan.
"Memang, ini akan sangat berbeda dari sebelumnya. Saya tidak akan mengecilkan itu," kata McKenzie. "Tapi kami akan mendukung mereka."
Tetapi dia juga memperingatkan bahwa Taliban, dalam pandangannya, tampaknya mencari "solusi militer" untuk perang yang gagal diakhiri oleh Amerika Serikat dengan perjanjian damai antara Taliban dan pemerintah Presiden Afganistan Ashraf Ghani.
Dia memperingatkan bahwa ibu kota provinsi berisiko direbut, tetapi mencatat bahwa pasukan keamanan Afganistan yang didukung AS bertekad untuk berjuang menjaga ibu kota provinsi.
Bahkan setelah Miller mundur, McKenzie masih dapat mengizinkan serangan udara AS terhadap Taliban hingga 31 Agustus untuk mendukung pemerintah Ghani yang didukung Barat.
Namun setelah itu, jenderal Marinir itu mengatakan fokus serangan Amerika Serikat di Afganistan akan langsung beralih ke operasi kontra-terorisme melawan al Qaeda dan ISIS.
Tentara Nasional Afganistan (ANA) berpatroli di daerah dekat pos pemeriksaan yang direbut kembali dari Taliban, di distrik Alishing, provinsi Laghman, Afganistan, 8 Juli 2021.[REUTERS/Parwiz]
Saat dia mundur, Miller, 60 tahun, telah menghabiskan waktu lebih lama di medan tempur daripada jenderal sebelumnya untuk memimpin perang.
Miller lolos dari maut pada tahun 2018 ketika seorang pengawal Afganistan yang membelot di provinsi Kandahar melepaskan tembakan dan membunuh seorang kepala polisi Afganistan yang berdiri di dekatnya. Seorang brigadir jenderal AS terluka seperti juga orang Amerika lainnya, tetapi Miller tidak terluka.
Setelah Miller meninggalkan jabatannya, Pentagon telah merancang transisi yang memungkinkan serangkaian jenderal untuk melanjutkan mendukung pasukan keamanan Afganistan, sebagian besar dari luar negeri.
Di luar pengawasan McKenzie dari Florida, seorang brigadir jenderal yang berbasis di Qatar, Curtis Buzzard, akan fokus pada pemberian dukungan dana untuk pasukan keamanan Afganistan termasuk dukungan perawatan pesawat.
Di Kabul, Laksamana Muda Angkatan Laut Peter Vasely akan memimpin Pasukan AS-Afganistan yang baru dibentuk, dengan fokus melindungi kedutaan dan bandara.
Vasely, sebagai laksamana bintang dua, memiliki peringkat lebih tinggi dari penempatan serupa untuk pos berbasis kedutaan besar AS. Tetapi seorang pejabat pertahanan AS menambahkan bahwa Afganistan adalah situasi yang sangat unik.
"Tidak ada situasi keamanan diplomatik yang sebanding di dunia dengan apa yang akan kami bangun," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya di Afganistan tampaknya semakin di luar kendali Amerika.
Joe Biden pada Kamis mengakui masa depan Afganistan jauh dari pasti tetapi mengatakan rakyat Afganistan harus memutuskan nasib mereka sendiri.
"Saya tidak akan mengirim generasi Amerika lainnya untuk berperang di Afganistan tanpa harapan yang masuk akal untuk mencapai hasil yang berbeda," katanya.
Sekitar 2.400 anggota militer AS telah tewas di Afganistan dan ribuan lainnya terluka.
Baca juga: Taliban Mengklaim Menguasai 85 Persen Wilayah Afganistan
REUTERS