TEMPO.CO, Jakarta - Upaya pasangan LGBTQ Israel untuk mendapat anak melalui ibu pengganti akan segera terwujud. Mahkamah Agung Israel membuka jalan bagi pasangan sesama jenis untuk memiliki anak melalui ibu pengganti. Langkah ini dipuji oleh anggota parlemen dan aktivis sebagai kemenangan untuk hak-hak LGBTQ.
Sejak 2022, pengadilan telah memutuskan bahwa undang-undang surrogacy atau penggunaan ibu pengganti, telah memperluas akses ke wanita lajang tetapi mengecualikan pasangan gay. Hal ini dinilai merusak hak atas kesetaraan dan hak untuk menjadi orang tua.
Saat itu pemerintah diberi waktu satu tahun untuk menyusun undang-undang baru. Namun parlemen gagal memenuhi tenggat waktu.
Dengan terbitnya putusan MA tersebut, perubahan undang-undang akan berlaku enam bulan untuk diterbitkannya aturan yang lebih baku.
Putusan MA itu disambut beragam reaksi. Aguda, kelompok aktivis LGBTQ Israel, memuji keputusan itu sebagai tonggak bersejarah dalam perjuangan mereka untuk kesetaraan.
Anggota parlemen Ultra-Ortodoks Aryeh Deri, mantan menteri dalam negeri negara Israel menulis di Twitter bahwa keputusan pengadilan itu merupakan pukulan serius bagi identitas Yahudi Israel. “Sebagian besar negara ingin menjaga tradisi Israel, melestarikan nilai-nilai keluarga Yahudi,” tulisnya.
Wakil Menteri Luar Negeri Idan Roll, seorang anggota Knesset yang secara terbuka gay, membalas unggahan Deri. “Saya yakin bahwa sebagian besar negara mencintai dan menghormati keluarga Yahudi yang diciptakan melalui ibu pengganti.”
Etai dan Yoav Pinkas Arad, pasangan gay yang mengajukan banding ke pengadilan terhadap undang-undang surrogacy pada tahun 2010, mengatakan keputusan itu merupakan langkah besar untuk kesetaraan. Tidak hanya untuk LGBTQ di Israel, tetapi untuk kesetaraan di Israel secara umum.
Di bawah peraturan yang ada, pasangan sesama jenis Israel yang ingin menjadi orang tua tidak dapat menggunakan pengganti. Mereka juga sering terhalang oleh biaya tambahan untuk mencari pengganti di luar negeri.
Berbeda dengan sebagian besar negara-negara di Timur Tengah yang konservatif, Israel toleran terhadap komunitas LGBTQ. Mulai dari tentara, anggota parlemen, artis dan penghibur, serta menteri kesehatan Israel secara terbuka mengakui bahwa mereka gay. Meskipun demikian tetap ada hambatan seperti tidak diakuinya pernikahan sipil sesama jenis.
Baca: Benjamin Netanyahu Akhirnya Tinggalkan Kediaman Resmi Perdana Menteri Israel
AP | REUTERS