TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengirim tim keamanan dan penegakan hukum ke Haiti. Tim ini akan mengidentifikasi bantuan yang dapat diberikan setelah pembunuhan presiden Haiti pekan lalu.
"Hari ini tim antar-lembaga yang sebagian besar dari Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI sedang menuju ke Haiti untuk melihat apa yang bisa kami lakukan untuk membantu proses investigasi," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada "Fox News Sunday," seperti dikutip dari Reuters, Senin, 12 Juli 2021.
"Itu adalah upaya kami yang paling baik dalam membantu mereka menyelidiki insiden ini, mencari tahu siapa yang bersalah, dan cara terbaik untuk meminta pertanggungjawaban," kata Kirby dalam wawancara.
Informasi dari tim tentang pembunuhan Presiden Haiti akan diteruskan ke Presiden Joe Biden sebelum mengambil keputusan.
Haiti telah meminta bantuan Amerika Serikat untuk mengamankan negara itu dan menyelidiki serangan yang menewaskan Presiden Jovenel Moise. Pembunuhan Moise pada pada Rabu pekan lalu di rumahnya di Port-au-Prince telah menjerumuskan negara kepulauan yang miskin itu ke dalam kekacauan. Pihak berwenang Haiti mengatakan dua orang warga Amerika Serikat termasuk di antara tersangka pembunuh.
Tidak segera jelas berapa lama tim AS akan tetap berada di Haiti. Pejabat pemerintah mengatakan pada hari Minggu bahwa Washington juga akan berkonsultasi dengan mitra regionalnya dan PBB.
Amerika Serikat sejauh ini telah menolak permintaan Haiti untuk menerjunkan pasukan ke sana. Sementara PBB, membutuhkan otorisasi Dewan Keamanan untuk mengirim pasukan bersenjata.
Baca: Kecurigaan Mewarnai Penyelidikan Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise
REUTERS