TEMPO.CO, Jakarta - Martine Moise, istri mendiang mantan Presiden Haiti Jovenel Moise, menuduh musuh-musuh bayangan yang telah merencanakan pembunuhan pada suaminya untuk menggagalkan perubahan demokrasi di Haiti.
“Mereka mengirim tentara bayaran untuk membunuh Presiden di rumahnya bersama anggota keluarganya karena permasalahan jalan, air, listrik, referendum dan pemilu pada akhir tahun nanti sehingga tidak ada transisi di negara,” kata Martine, yang mengalami luka-luka dalam insiden pembunuhan pada suaminya.
Presiden Jovenel Moise dan istrinya, Martine Moise, mendatangi lokasi gempa bumi Haiti untuk mengenang mereka yang meninggal dalam bencana alam pada 2010 lalu itu (Sumber: Reuters/ Jeanty Junior Augustin)
Presiden Moise sebelumnya berbicara mengenai adanya sejumlah kekuatan gelap dalam kerusuhan di Haiti selama bertahun-tahun. Dia juga pernah menyentil soal rival-rivalnya dan kemarahan oligarki, yang disebutnya sebagai upaya untuk membersihkan kontak pemerintahan dan politik. Pemerintah Haiti pun telah mengajukan proposal dilakukannya sebuah referendum untuk mengubah konstitusi Haiti.
Referendum untuk mengubah konstitusi Haiti, rencananya dilakukan pada 26 September 2021 bersamaan dengan pemilu Presiden dan pemilu legislatif. Referendum tersebut bisa menghapuskan posisi Perdana Menteri Haiti, membentuk ulang cabang legislatif dan memperkuat posisi presiden. Sejumlah kritik menyebut referendum itu sebagai perampasan kekuasaan.
Peristiwa pembunuhan terhadap Presiden Moise telah membuat rencana pelaksanaan referendum dan rencana pemerintah lainnya, mendadak terombang-ambing, bahkan telah menyebabkan kekacauan politik di Haiti. Amerika Serikat mengatakan belum punya rencana untuk memberikan bantuan militer ke Haiti saat ini. Sedangkan permintaan bantuan ke PBB, akan membutuhkan persetujuan dari Dewan Keamanan PBB.
Otoritas Haiti belum memberikan keterangan apa motif dibalik pembunuhan orang nomor satu di negara itu atau belum menjelaskan pula bagaimana para pembunuh bisa menerobos keamanan presiden. Dalam serangan pembunuhan itu, tidak ada satu pun pasukan pengawal presiden yang terluka.
Baca juga: Eks Tentara Kolombia yang Dituduh Membunuh Presiden Haiti Ternyata Pengawal
Sumber: Reuters