TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik pabrik pembuat jus di Dhaka, Bangladesh, pada Sabtu, 10 Juli 2021, ditahan oleh kepolisian atas tuduhan melakukan pembunuhan. Kabakaran di pabrik tersebut telah menewaskan 52 orang, yang terperangkap di dalam gedung pabrik setinggi enam lantai.
Kepolisian menemukan pabrik, yang terletak di luar Ibu Kota Dhaka tersebut, dibangun tanpa izin. Gedung itu tidak punya pintu keluar darurat dan kurangnya alat untuk mengantisipasi ancaman keamanan.
Petugas penyelamat membawa jenazah yang ditemukan setelah kebakaran terjadi di pabrik Hashem Foods Ltd di Rupganj, distrik Narayanganj, di pinggiran Dhaka, Bangladesh, 9 Juli 2021. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Beberapa pekerja di pabrik itu berusaha melarikan diri ke atap gedung saat kebakaran terjadi pada Kamis, 8 Juli 2021, dan baru bisa diselamatkan setelah api dipadamkan. Sayangnya, tidak semua bisa menyelamatkan diri karena beberapa pintu ke arah tangga menuju atap - dalam kondisi terkunci saat kebakaran terjadi.
Identitas lengkap pemilik pabrik tidak dipublikasi. Sedangkan pabrik miliknya yang terbakar adalah Hashem Food and Beverage, yang merupakan anak perusahaan Sajeeb Group, yang juga berasal dari pemilik yang sama. Pihak Hashem and Sajeeb belum mau berkomentar mengenai penangkapan ini.
Empat anak si pemilik pabrik dan tiga staf pabrik naas tersebut, juga ditahan. Api berkobar dengan cepat karena di dalam pabrik Hashem Food and Beverage terdapat bahan-bahan kimia dan mudah terbakar. Petugas pemadam kebakaran baru bisa menjinakkan si jago merah pada Jumat malam, 9 Juli 2021.
Penyebab kebakaran maut ini masih dalam penyelidikan.
Kepala Kepolisian distrik Dhaka, Jayedul Alam, mengatakan pihaknya melakukan investigasi terpisah untuk membuktikan tuduhan kalau pabrik Hashem Food and Beverage telah mempekerjakan anak-anak usia 11 tahun.
Baca juga:Pabrik Pangan di Bangladesh Terbakar, Puluhan Orang Tewas Terjebak Api
Sumber: Reuters