TEMPO Interaktif: Parlemen Filipina menolak usul pemecatan terhadap presiden Gloria Arroyo pada hari Rabu, dua hari setelah seorang bekas ketua parlemen Filipina bersaksi bahwa Presiden Arroyo pernah menawarkan suap. Usul pemecatan atas presiden Arroyo kembali bergulir di parlemen sejak pertengahan Oktober lalu.
Komite hukum parlemen Filipina menolak usulan pemecatan itu dengan hasil pemungutan suara 42 berbanding delapan. Pada hari senin mantan ketua parlemen tahun 2007 yang diberhentikan awal tahun 2008, Jose de Venecia bersaksi bahwa keluarga Presiden Arroyo pernah berusaha menyuap dirinya serta keluarganya untuk menolak usul pemecatan tahun 2007.
Sejak dilantik tahun 2004 Presiden Arroyo sudah empat kali mengalami upaya pemecatan, undang-undang Filipina hanya mengizinkan parlemen mengajukan satu usul pemecatan dalam waktu satu tahun.
Tuntutan pemecatan atas Presiden Arroyo 2005 berpusat pada masalah kecurangan dalam pemilihan umum dan dana kampanye yang ia gunakan pada pemilihan umum 2004. Dan pada 2006 hingga 2008 tuntutan didasarkan pada kesepakatan bisnis telekomunikasi dengan perusahaan Cina ZTE tahun 2006 yang dimenangkan bisnis yang dikendalikan keluarga Presiden Arroyo.
AFP | WIKIPEDIA | RONALD