Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keluarga Korban Ledakan di Beirut Minta Kekebalan Hukum Pejabat Dicabut

image-gnews
Seorang anggota keluarga dari salah satu korban ledakan 4 Agustus di pelabuhan Beirut, bereaksi ketika dia membawa foto selama protes menuntut keadilan, di Beirut, Lebanon 9 Juli 2021. [REUTERS/Mohamed Azakir]
Seorang anggota keluarga dari salah satu korban ledakan 4 Agustus di pelabuhan Beirut, bereaksi ketika dia membawa foto selama protes menuntut keadilan, di Beirut, Lebanon 9 Juli 2021. [REUTERS/Mohamed Azakir]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri sementara Lebanon menolak permintaan hakim yang menyelidiki ledakan di Beirut untuk menanyai seorang pejabat tinggi keamanan ketika upaya untuk memberikan keadilan bagi korban atas bencana itu terus gagal.

Keluarga korban ledakan menggelar unjuk rasa di ibu kota pada Jumat untuk menekan parlemen agar mencabut kekebalan terhadap tiga politisi seperti yang diminta oleh hakim yang memimpin penyelidikan ledakan tersebut.

Salah satu protes terjadi di dekat kediaman ketua parlemen Nabih Berri, di mana komite kehakiman legislatif bertemu untuk permintaan kekebalan.

Hampir setahun setelah ledakan 4 Agustus, yang menewaskan lebih dari 200 orang, melukai ribuan orang dan menghancurkan sebagian besar ibu kota, banyak orang Lebanon marah karena tidak ada pejabat senior yang dimintai pertanggungjawaban.

Ledakan itu disebabkan oleh sejumlah besar bahan kimia eksplosif, amonium nitrat, yang telah disimpan tanpa prosedur keamanan memadai di pelabuhan selama bertahun-tahun.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab berbicara di istana pemerintah di Beirut, Lebanon, 10 Agustus 2020. [Tele Liban / Handout melalui REUTERS]

Permintaan Hakim Tarek Bitar untuk menanyai Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, kepala badan nasional Lebanon yang berkuasa, ditolak oleh sementara menteri dalam negeri Mohamed Fahmy dalam sebuah surat kepada menteri kehakiman, dikutip dari Reuters, 10 Juli 2021.

Dalam sebuah pernyataan, Ibrahim mengatakan dia tunduk pada hukum seperti semua orang Lebanon, tetapi penyelidikan harus dilakukan jauh dari pertimbangan politik.

Bitar menjadi penyelidik utama ledakan itu setelah pendahulunya, Hakim Fadi Sawan, dicopot pada Februari menyusul permintaan dari dua mantan menteri yang dia tuduh lalai atas ledakan itu.

Sawan telah mendakwa tiga mantan menteri dan perdana menteri Hassan Diab karena kelalaian. Tetapi mereka menolak untuk diinterogasi sebagai tersangka, menuduh Sawan melampaui wewenangnya.

Sebuah komite parlemen bersidang pada Jumat untuk mempelajari permintaan Bitar agar kekebalan dicabut dari mantan Menteri Keuangan Ali Hassan Khalil, mantan Menteri Pekerjaan Umum Ghazi Zeaiter dan mantan Menteri Dalam Negeri Nohad Machnouk.

Setelah didakwa, Hassan Diab mengatakan dia tidak bersalah, Khalil mengatakan dia tidak berperan dalam ledakan itu, dan Zeaiter menyebut tuduhan itu sebagai "pelanggaran terang-terangan". Machnouk juga membantah bertanggung jawab.

Komite menunda keputusannya hingga tanggal yang tidak ditentukan karena anggota parlemen mengatakan diperlukan lebih banyak korespondensi dengan Bitar untuk mengambil keputusan tentang masalah tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengacara dan aktivis Nizar Saghieh mengatakan permintaan komite bertentangan dengan pemisahan kekuasaan antara peradilan dan legislatif, dan melanggar kerahasiaan penyelidikan.

"Mereka hanya mencoba mengulur waktu," tegas Nizar, Al Jazeera melaporkan.

Anggota keluarga dari beberapa korban ledakan 4 Agustus di pelabuhan Beirut, membawa foto mereka selama protes menuntut keadilan, di Beirut, Lebanon 9 Juli 2021. [REUTERS/Mohamed Azakir]

Sementara itu, Ayman Raad, seorang pengacara yang mewakili salah satu korban ledakan, mengatakan bahwa hukum Lebanon menetapkan bahwa hakim yang menyelidiki ledakan harus mendapatkan otorisasi untuk menanyai seorang pegawai negeri dari atasannya.

"Menteri Dalam Negeri menolak memberikan izin kepada hakim untuk menanyai Jenderal Ibrahim, dengan mengatakan bahwa dalam pandangannya tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh jenderal tersebut," kata Raad.

"Opsi hukumnya adalah...bahwa jaksa penuntut umum meminta hakim ketua untuk mengabaikan izin yang ditolak oleh menteri dan memberikan wewenang kepada penyidik pemimpin untuk menanyai jenderal. Itu yang sekarang diminta.

"Tetapi karena politisasi sistem hukum...saya tidak melihat ini terjadi dalam waktu dekat," katanya.

Keluarga korban berunjuk rasa di sekitar gedung parlemen, beberapa memegang foto kerabat mereka, untuk mengekspresikan kemarahan mereka terhadap menteri dalam negeri dan ketua parlemen Nabih Berri.

"Mereka yang tidak tunduk pada interogasi oleh hakim, kekebalan atau tidak ada kekebalan, mereka akan menjadi target kami," kata Youssef al-Mawla, yang kehilangan putranya dalam ledakan di Beirut.

Baca juga: Kisah Guru di Lebanon, Terpaksa Merantau karena Krisis Ekonomi

REUTERS | AL JAZEERA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

2 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.


Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

7 hari lalu

Ayatollah Ali Khamenei dari Iran memegang senjata saat ia berpidato di depan ribuan orang di Masjid Agung Mosalla Teheran pada Idul Fitri, 10 April 2024 [Handout melalui kantor pemimpin tertinggi/Al Jazeera]
Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir


Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

14 hari lalu

Pasukan Satgas TNI UNIFIL berdiri di dekat kendaraan mereka di desa Kfar Kila dekat perbatasan dengan Israel, Lebanon selatan, 8 Oktober 2023. REUTERS/Aziz Taher
Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah


Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

16 hari lalu

Warga Palestina mencari korban di kamp pengungsi Jabalia yang hancur dibom Israel, di Jalur Gaza utara, 31 Oktober 2023. Setidaknya 400 orang dilaporkan tewas dan terluka dalam serangan bom berkekuatan 6 ton buatan Amerika Serikat yang dilakukan Israel di kamp pengungsi Jabalia. REUTERS/Abed Sabah
Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon


Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

17 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berfoto bersama Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, dan Menteri Negara Kerja Sama Internasional UEA Reem Ebrahim Al Hashimy, di Kairo, Mesir, 21 Maret 2024.Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.


Sekjen PBB Kutuk Serangan terhadap Tiga Pengamat UNIFIL di Lebanon

17 hari lalu

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. REUTERS/Denis Balibouse
Sekjen PBB Kutuk Serangan terhadap Tiga Pengamat UNIFIL di Lebanon

Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk serangan terhadap tiga pengamat UNIFIL di perbatasan Lebanon dengan Israel, Sabtu.


Lebanon akan Adukan Serangan Israel terhadap UNIFIL ke Dewan Keamanan PBB

18 hari lalu

Pangkalan pasukan penjaga perdamaian PBB dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Naqoura, dekat perbatasan Lebanon-Israel, Lebanon selatan, 11 November 2020. [REUTERS / Aziz Taher]
Lebanon akan Adukan Serangan Israel terhadap UNIFIL ke Dewan Keamanan PBB

Kemlu Lebanon mengutuk serangan Israel terhadap Pasukan Sementara PBB sebagai pelanggaran hukum internasional dan kemanusiaan


Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Diserang Tentara Israel, Empat Orang Terluka

18 hari lalu

Pendukung Hizbullah Lebanon berkumpul untuk menghadiri upacara untuk menghormati pejuang yang tewas dalam eskalasi baru-baru ini dengan Israel, pada hari pidato pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, 3 November 2023. REUTERS/Alaa Al-Marjani
Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Diserang Tentara Israel, Empat Orang Terluka

Israel disebut menyerang penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Empat terluka termasuk tiga pengamat PBB.


Investigasi PBB: Tank Israel Sengaja Menembak Sejumlah Reporter di Lebanon

34 hari lalu

Jurnalis Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023. REUTERS/Issam Abdallah
Investigasi PBB: Tank Israel Sengaja Menembak Sejumlah Reporter di Lebanon

Investigasi Pasukan Sementara PBB di Lebanon menemukan tank Israel membunuh reporter Reuters Issam Abdallah dan melukai beberapa lainnya pada Oktober.


Produk Mebel dan Dekorasi Rumah dari Indonesia Hadir di Pameran Art of Living 2024 di Lebanon

40 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di kawasan Klender, Jakarta, Senin, 8 Januari 2024. Anjloknya ekspor disebabkan kondisi geopolitik dan inflasi besar di negara tujuan ekspor.  Tempo/Tony Hartawan
Produk Mebel dan Dekorasi Rumah dari Indonesia Hadir di Pameran Art of Living 2024 di Lebanon

KBRI Beirut berpartisipasi dalam pameran Art of Living 2024 yang bekerja sama dengan perusahaan dari Indonesia.