TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Taliban pada Jumat, 9 Juli 2021, mengklaim telah merebut 85 persen teritorial Afganistan. Pemerintah Afganistan menolak klaim itu dan menyebut hal itu sebagai sebuah kampanye propaganda.
Dunia internasional sekarang waswas dengan kondisi pasokan obat-obatan dan suplai sembako ke negara itu. Pasukan militer asing di Afganistan, termasuk tentara Amerika Serikat, akan angkat kaki dari negara itu setelah hampir 20 tahun menengahi pertempuran di sana.
Warga mengangkat senjata saat memberikan dukungan kepada militer negara untuk berperang melawan Taliban di Kabul, Afganistan, 23 Juni 2021. REUTERS/Stringer
Masyarakat Afganistan mengatakan kelompok garis keras Taliban mulai menunjukkan taring mereka, menyusul penarikan pasukan asing tersebut. Taliban disebut warga sudah menguasai distrik Torghundi di provinsi Herat, yang dihuni oleh puluhan ribu pemeluk Islam syiah.
Torghundi adalah sebuah kota di utara Afganistan yang berbatasan dengan Turkmenistan. Wilayah penting ini jatuh ke tangan Taliban dalam pertempuran satu malam.
Ratusan personel keamanan Afganistan dan pengungsi melarikan diri melewati perbatasan, yang berbatasan dengan Iran dan Tajikistan. Kondisi ini membuat Moskow waswas dan negara lainnya di dunia, di mana kelompok radikal Taliban dikhawatirkan bisa menyusup ke wilayah Asia Tengah.
“Kami akan melakukan apa pun agar kelompok Islamic State (ISIS) tidak beroperasi di territorial Afganistan. Teritorial kami pun tidak akan pernah digunakan untuk melawan negara-negara tetangga,” kata Shahabuddin Delawar, pejabat Taliban.
Dia mengatakan dunia mungkin baru tahu bahwa 85 persen teritorial Afganistan sudah berada di bawah kendali Taliban. Juru bicara Pentagon, John Kirby, menolak berkomentar soal berapa banyak wilayah Afganistan yang jatuh ke tangan Taliban.
Baca juga: Top 3 Dunia: Tim Komando Tembak Presiden Haiti, Pembantu Dipaksa Mandi
Sumber: Reuters