TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel kembali menghancurkan perumahan komunitas Badui Palestina di Humsa al-Baqai'a di Lembah Yordan pada Rabu, 7 Juli 2021. Bangunan yang dihancurkan termasuk tempat tinggal dan pertanian yang disediakan oleh komunitas internasional.
Christopher Holt dari Konsorsium Perlindungan Tepi Barat mengatakan sedikitnya 65 orang, termasuk 35 anak-anak mengungsi. Perumahan itu dibangun oleh badan bantuan internasional yang didukung Uni Eropa.
Penghancuran rumah tersebut membuat penduduk desa, yang mencari nafkah dengan menggembalakan domba, kehilangan tempat tinggal lagi. Uni Eropa sebelumnya sudah membantu penduduk membangun kembali rumah mereka setelah dihancurkan oleh Israel sebelumnya.
Di bawah Kesepakatan Oslo, Lembah Yordan yang 60 persen wilayahnya masuk dalam Tepi Barat, diklasifikasikan sebagai Area C. Artinya wilayah tersebut berada di bawah kendali penuh militer dan sipil Israel.
Penghancuran dusun warga Palestina itu adalah yang ketujuh kalinya sejak November 2020. Saat itu menurut Dewan Pengungsi Norwegia (NRC), 83 bangunan dihancurkan.
Perumahan dan fasilitas pertanian di Tepi Barat itu disediakan oleh Uni Eropa. Holt mengatakan komunitas Badui Palestina yang bermukim di sana menolak untuk meninggalkan daerah itu.
“Pasukan Israel mencoba memindahkan mereka secara paksa. Warga tersebut dinilai ilegal karena ini adalah wilayah pendudukan Israel. Sedangkan penduduk tersebut menolak untuk pergi. Ini eskalasi yang sangat serius," ujar Holt.
Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan pemerintah telah berdiskusi selama berbulan-bulan dengan warga Palestina yang bermukim di sana, Israel juga sudah menawarkan memindahkan mereka ke lokasi alternatif di dekat wilayah tersebut.
Baca: Israel Kirim Vaksin Pfizer Hampir Kedaluwarsa ke Korea Selatan
AL JAZEERA | AP