TEMPO.CO, Jakarta - Afghanistan tidak tinggal diam terhadap aksi agresif Taliban merebut wilayah-wilayah miliknya. Untuk membalas kelompok pemberontak tersebut, pemerintah meluncurkan serangan udara dan pasukan khusus ke kota Qala-e-Naw, utara Afghanistan di mana merupakan target serangan terbaru Taliban pada Rabu kemarin.
"Taliban menyerbu sebagian kota kami, namun kemudian menghadapi rekasi keras (dari Militer Afghanistan)," ujar Gubernur Provinsi Badghis, Husamuddin Shams, soal penyerbuan ke kota Qala-e-Naw, dikutip dari Reuters, Kamis, 8 Juli 2021.
Shams berkata, Taliban menyerbu kota Qala-e-Naw dari tiga arah pada Rabu pagi. Beruntung baginya, pasukan Afghanistan berhasil merepon serangan tersebut dan memastikan Qala-e-Naw tidak masuk dalam daftar wilayah yang berhasil diduduki Taliban.
Komandan Pasukan Khusus Afghanistan, Sayed Nezami, membenarkan pernyataan Shams bahwa pihaknya telah mengosongkan kota Qala-e-Naw dari musuh. Ia mengklaim Taliban kehilangan banyak pasukannya dalam serangan balasan kemarin dan sekarang tengah mencoba keluar dari Qala-e-Naw.
Pria bersenjata berjalan menuju pos pemeriksaan saat bersiap-siap menghadapi militan Taliban di Distrik Ghorband, Provinsi Parwan, Afghanistan, 29 Juni 2021. Presiden AS Joe Biden dan NATO mengatakan pada pertengahan April mereka akan menarik sekitar 10.000 tentara asing yang masih berada di Afghanistan pada 11 September. REUTERS/Omar Sobhani
Menurut keterangan Afghanistan, kelompok Taliban sempat menguasai bangunan-bangunan strategis di Qala-e-Naw dalam serbuannya. Beberapa di antaranya adalah gedung Direktorat Keamanan Nasional (NDS), kantor kepolisian daerah, serta kantor kepala daerah.
"Qala-e-Naw dalam kondisi yang benar-benar kacau dan pasukan keamanan serta warga tidak tahu harus berbuat apa. Di Penjara Badghis, 200 narapidana berhasil menjebol pagar lapas dan kabur," ujar anggota dewan Badghis, Abdul Aziz Bek, soal situasi di Qala-e-Naw sebelum Militer Afghanistan hadir di sore harinya.
Aksi Taliban makin agresif di Afghanistan sejak Amerika memutuskan untuk menarik pasukannya. Walaupun perjanjian damai telah mereka teken bersama Amerika dan Afghanistan, Taliban memutuskan untuk tidak memenuhi perjanjian tersebut. Per Rabu kemarin, Taliban diyakini sudah menguasai 30 persen dari 421 distrik di Afghanistan.
Presiden Amerika Joe Biden, pada Jumat pekan lalu, menyatakan dirinya tidak akan menarik personil militer hingga habis tak bersisa di Afghanistan. Beberapa akan dibiarkan menetap untuk menjaga bangunan-bangunan Amerika yang berada di Afghanistan seperti Gedung Kedubes. Namun, mendapati Taliban makin agresif mengambil wilayah, Joe Biden diagendakan mengontak Pemerintah Afghanistan Kamis ini untuk membahas respon.
Baca juga: Afghanistan Ditinggalkan Tentara Amerika, Rusia Tawarkan Bantuan Pengganti
ISTMAN MP | REUTERS