TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Iran akhrinya merespon kekhawatiran berbagai negara soal keputusannya melakukan pengayaan uranium metal hingga kemurnian 20 persen. Dikutip dari kantor berita Reuters, Iran menganggap kekhawatiran berbagai negara terlalu berlebihan dan tidak perlu karena ia tak sedang membuat bom nuklir.
"Kontras dengan klaim dari Amerika dan negara-negara Eropa, pengayaan ini murni untuk tujuan damai dan bakal digunakan di Reaktor Riset Tehran," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, Kamis, 8 Juli 2021.
Khatibazadeh melanjutkan bahwa pengayaan uranium metal ini tdak akan mengganggu negosiasi Perjanjian Nuklir Iran 2015 (JCPOA). Ia berkata, negosiasi akan tetap berjalan dan Pemerintah Iran akan menekan program pengayaan nuklirnya begitu kesepakatan dicapai dan sanksi diangkat.
Pemandangan fasilitas pengayaan uranium Natanz 250 km selatan ibu kota Iran, Teheran, 30 Maret 2005. REUTERS/Raheb Homavandi/File Photo]
Sebagai catatan, pengangkatan sanksi adalah janji Presiden Amerika Joe Biden kepada Iran. Jika Iran mau kembali ke Perjanjian Nuklir Iran 2015 dan patuh pada aturannya, Biden berjanji mengangkat semua sanksi ekonomi yang dijatuhkan mantan Presiden Donald Trump.
Presiden Iran terpilih, Ebrahim Raisi, setuju dengan tawaran itu. Oleh karenanya, sejak terpilih, ia menegaskan bahwa dirinya mendukung pengembalian Iran ke Perjanjian Nuklir 2015. Menurutnya, hal itu akan memulihkan perekonomian Iran yang terpuruk karena sanksi dan pandemi.
"Pengayaan ini tidak bertentangan dengan aturan pengayaan dan keamanan yang berada di Perjanjian Nuklir 2015. Kami siap mengubah program kami jika sanksi telah diangkat," ujar Khatibzadeh.
Per berita ini ditulis, Amerika dan Uni Eropa konsisten dengan sikapnya soal pengayaan uranium metal Iran. Menurut mereka, pengayaan itu memperumit negosiasi perjanjian nuklir yang diyakini bakal memasuki ronde ketujuh dalam waktu dekat.
"Tidak ada yang pasti di dunia diplomasi. Namun, kami memprediksi bakal ada negosiasi ketujuh di waktu yang tepat. Kami menantikan momen itu," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, Ned Price, soal negosiasi Perjanjian Nuklir Iran.
Baca juga: Iran Batasi Akses Pengawas Nuklir PBB ke Fasilitas Pengayaan Uranium Natanz
ISTMAN MP | REUTERS