TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah negara bagian New South Wales, Australia, memutuskan untuk memperpanjang lockdown di kota Sydney. Hal itu menyusul meningkatnya jumlah kasus baru yang diyakini akibat varian Delta COVID-19.
Sydney, yang merupakan rumah dari 25 juta penduduk Australia, terakhir kali menetapkan lockdown pada 26 Juni lalu. Target mereka, lockdown dilonggarkan pada hari Jumat nanti, 9 Juli 2021. Sekarang, lockdown dipertahankan hingga 16 Juli.
"Varian Delta benar-benar mengubah situasinya. Dia tidak hanya mudah menyebar, tetapi juga sangat menular," ujar Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian, Rabu, 7 Juli 2021.
Berejiklian meminta warga Sydney untuk menahan diri dan patuh terhadap kebijakan lockdown yang ada. Ia berkata, jumlah kasus COVID-19 di New South Wales atau Australia secara umum berpotensi terus naik beberapa hari ke depan.
Khusus untuk penghuni kota Fairfield, Canterburry-Bankstown, dan Liverpool di Sydney, Berejiklian meminta mereka untuk tidak keluar rumah ataupun mengunjungi area indoor manapun. Ia meminta penduduk ketiga kota tersebut untuk beralih ke komunikasi atau perkumpulan digital dahulu.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Petugas Medis New South Wales, Kerry Chant. Ia meminta warga untuk tidak mencoba-coba keluar rumah dan menemui siapapun. Lockdown kali ini, kata ia, diharapkan bisa memutus rantai penyebaran varian Delta.
"Sekolah di Sydney akan beralih ke kelas online per pekan depan, untuk mencegah kemungkinan orangtua berkerumun saat menjemput," ujar Chant menambahkan.
Per berita ini ditulis, Australia tercatat memiliki 30.861 kasus dan 910 korban meninggal akibat COVID-19. Per harinya, jumlah kasus di sana bisa 40 lebih. Walau angka kasus harian jauh lebih rendah dibanding negara-negara tetanggnya seperti Indonesia, Australia tetap memutuskan untuk menerapkan lockdown untuk menghindari varian Delta.
Baca juga: Seperti Singapura, Australia Siap Perlakukan Covid Sama Seperti Flu
ISTMAN MP | REUTERS