TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Spanyol pada Selasa meloloskan undang-undang yang menyatakan hubungan seksual non-konsensual sebagai tindakan pemerkosaan, yang akan menghukum pelaku pelecehan seksual lebih berat dan memberikan dukungan lebih baik kepada korban.
Pemerintah mengesahkan undang-undang itu lima tahun setelah kasus "gerombolan serigala", yakni kasus di mana lima pria memperkosa seorang perempuan berusia 18 tahun dalam festival lari banteng di Pamplona. Kasus ini memicu kemarahan publik dan memunculkan seruan untuk mereformasi undang-undang kekerasan seksual yang lebih keras.
Namun rancangan undang-undang tersebut masih membutuhkan persetujuan parlemen, yang diharapkan pada akhir tahun.
Undang-undang itu mengkualifikasikan hubungan seks tanpa persetujuan dua pihak sebagai pemerkosaan.
"Apa yang dilakukan undang-undang baru adalah menempatkan korban di pusat tanggapan publik. Diam atau pasif berarti bukanlah persetujuan," kata juru bicara pemerintah Maria Jesus Montero dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, 7 Juli 2021.
Baca Juga:
Menurut undang-undang pemerkosaan saat ini, pelaku harus menggunakan kekerasan fisik atau intimidasi untuk bisa diklasifikasikan sebagai pemerkosaan.
Penguntit dan pelecehan di jalan, yang dianggap pelanggaran ringan di bawah undang-undang saat ini, akan menjadi kejahatan, seperti halnya mutilasi alat kelamin perempuan.
Pemerkosaan geng akan dianggap sebagai faktor yang memberatkan yang memerlukan hukuman penjara hingga 15 tahun untuk mencegah kejahatan geng pemerkosa serupa.
Secara paralel, undang-undang baru juga menyerukan pembuatan saluran bantuan kekerasan seksual 24 jam dan panti asuhan khusus anak-anak untuk korban pemerkosaan di bawah umur.
Spanyol telah lama berusaha memposisikan dirinya di garis depan politik seksual dan melawan sikap macho. Spanyol melegalkan pernikahan gay pada 2007 dan memperkenalkan undang-undang kekerasan gender perintis pada 2004.
Pekan lalu kabinet meloloskan rancangan undang-undang untuk mengizinkan siapa pun yang berusia di atas 14 tahun secara legal mengubah jenis kelamin mereka tanpa diagnosis medis atau terapi hormon.
Protes meletus di seluruh Spanyol pada Senin malam sebagai tanggapan atas pembunuhan seorang pria gay yang dipukuli sampai tewas, dalam apa yang tampaknya merupakan serangan homofobia di kota utara La Coruna pada akhir pekan.
Polisi di Madrid mendakwa pengunjuk rasa dengan tongkat, mendorong pemerintah Spanyol untuk membuka penyelidikan atas perilaku mereka.
Undang-undang kejahatan seksual yang baru akan membawa Spanyol sejajar dengan 11 negara Eropa lainnya, termasuk Swedia, Portugal, dan Inggris, yang menggunakan telah menggolongkan hubungan seksual tanpa persetujuan sebagai pemerkosaan.
Baca juga: Prancis Tetapkan Hubungan Seksual di Bawah Usia 15 Tahun Sebagai Pemerkosaan
REUTERS